Reuters
Donald Trump menyatakan bahwa ia berharap dapat memperoleh bantuan Tiongkok untuk menangani Rusia seiring upayanya mengakhiri perang di Ukraina. Pernyataan ini disampaikan Presiden AS tersebut di dalam Air Force One saat menuju Asia untuk kunjungan singkat, dimana ia akan bertemu dengan Xi Jinping di Korea Selatan.
Namun, hal ini mungkin hanya merupakan angan-angan belaka. Tiongkok merupakan sekutu terbesar Rusia dan pendukung vital bagi Moskow sejak sanksi Barat diterapkan akibat perang di Ukraina.
Komentar Trump muncul di tengah minggu yang sulit bagi Kyiv – AS menolak memberikan rudal jelajah Tomahawk, para pemimpin EU tidak membebaskan aset Rusia yang dibekukan untuk membantu pendanaan pertahanan, serta serangan-serangan mematikan yang kembali terjadi.
Mengakhiri perang Rusia-Ukraina telah menjadi fokus Trump dalam beberapa bulan terakhir, dengan upaya gencatan senjata yang hingga kini masih elusif meski ia berjanji akan menyelesaikan situasi ini dengan cepat. KTT dengan Putin pada Agustus lalu tidak menghasilkan kemajuan berarti, dan Trump semakin frustrasi dengan Moskow.
“Setiap kali saya berbicara dengan Vladimir, kami memiliki percakapan yang baik namun ujung-ujungnya tidak ada perkembangan,” kata Trump awal minggu ini.
Pada Rabu, ia mengumumkan sanksi baru terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia – intervensi langsung pertama yang diberlakukan pemerintahan Trump terhadap Rusia terkait perang ini. Efek blacklisting ini dalam jangka panjang masih harus ditunggu, namun Kremlin menyatakan diri mereka “kebal” terhadap sanksi tersebut.
Meskipun pertemuan Trump dengan Xi pada Kamis diperkirakan akan berfokus pada hubungan dagang yang tegang antara AS dan Tiongkok, Trump mengatakan bahwa ia akan membicarakan “segala hal” dengan Xi, termasuk perang di Ukraina.
“Sebelumnya pekan ini, Trump menyatakan bahwa presiden Tiongkok ‘dapat memberikan pengaruh besar kepada Putin’.”
Beijing tidak pernah mengkritik perang Rusia di Ukraina, dan dituduh oleh AS serta sekutunya mendukung upaya perang Rusia – yang dibantah Beijing – melalui pembelian minyak Rusia dan pasokan bulanan bahan dual-use (yang memiliki aplikasi komersial dan militer).
Putin dan Xi sebelumnya menggembar-gemborkan hubungan negara mereka sebagai “persahabatan tanpa batas”, dan Rusia berharap ekspor gas ke Tiongkok dan negara lain akan menggantikan pendapatan yang hilang pasca sanksi Barat.
Kehangatan hubungan Rusia dan Tiongkok tampak jelas bulan lalu, ketika Putin, Xi, dan Kim Jong Un Korea Utara bertemu di Beijing dalam sebuah pameran solidaritas dan kekuatan militer yang luar biasa.
Sementara Trump menyampaikan komentarnya di Air Force One, kru darurat di Ukraina berada di lokasi serangan Rusia lebih lanjut, termasuk di Kyiv dimana beberapa orang tewas, menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Tidak ada negara yang harus dibiarkan sendirian menghadapi kejahatan seperti ini,” tulisnya di Telegram, menegaskan kembali kebutuhan sekutu Ukraina untuk meningkatkan dukungan.
Sementara itu, di wilayah Belgorod Rusia, penduduk yang tinggal di dekat sebuah bendungan diperintahkan untuk mengungsi setelah serangan Ukraina pada waduk setempat menyebabkan kerusakan yang dapat memicu banjir.