Rushdi Abualouf
Koresponden Gaza
Hugo Bachega
Koresponden Timur Tengah
Reuters
Nenek Edan Alexander memegang foto dirinya, saat dia meminta pembebasannya lagi bulan lalu
Hamas mengatakan akan membebaskan sandera Israel-Amerika Edan Alexander, yang diyakini sebagai sandera terakhir yang masih hidup dengan kewarganegaraan AS di Gaza, sebagai bagian dari upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Keputusan ini datang menjelang kunjungan Presiden Donald Trump ke Timur Tengah pada hari Selasa. Hamas mengatakan itu juga dimaksudkan untuk memfasilitasi kesepakatan untuk masuknya bantuan kemanusiaan. Gaza telah berada di bawah blokade Israel selama 70 hari.
Seorang pejabat senior Hamas sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa kelompok bersenjata Palestina tersebut sedang melakukan negosiasi langsung dengan pejabat administrasi AS di Qatar.
Kantor perdana menteri Israel mengatakan telah diinformasikan oleh AS mengenai niat Hamas untuk membebaskan Alexander.
Seorang pejabat Palestina senior yang akrab dengan negosiasi tersebut mengatakan kepada BBC bahwa pengumuman Hamas dimaksudkan sebagai tanda baik sebelum kedatangan Trump.
Dia mengatakan pertemuan lain antara Hamas dan mediator dijadwalkan pada awal Senin pagi untuk menyelesaikan proses pembebasan Edan, yang akan membutuhkan jeda sementara dari aktivitas militer Israel dan penangguhan operasi udara selama penyerahan.
Presiden Trump mengkonfirmasi pembebasan Alexander dalam sebuah posting di Truth Social, menyebutnya sebagai “berita monumental” dan “langkah yang diambil dengan tulus hati”.