Pengadilan federal menyatakan bahwa menyingkirkan istri dan anak-anak Mohamed Soliman tanpa proses hukum yang semestinya dapat menimbulkan ‘kerugian yang tidak dapat diperbaiki’.
Seorang hakim di Amerika Serikat sementara menghentikan deportasi anggota keluarga terkait tersangka yang dituduh melemparkan bom molotov pada unjuk rasa pro-Israel di Boulder, Colorado.
Putusan pada Rabu itu muncul setelah pemerintahan Presiden Donald Trump menahan istri Mohamed Soliman beserta kelima anak mereka dalam upaya mendeportasi mereka.
Hakim Gordon Gallagher menulis bahwa istri Soliman, Hayam El Gamal, dan anak-anaknya tidak boleh dikeluarkan dari negara tersebut selama perintahnya berlaku.
“Selain itu, Pengadilan berpendapat bahwa deportasi tanpa proses hukum dapat menyebabkan kerugian permanen,” ujar sang hakim.
El Gamal, yang tidak didakwa atas kejahatan apa pun, telah mengajukan petisi hukum untuk pembebasannya.
Sementara itu, Soliman telah didakwa dengan kejahatan kebencian federal terkait serangan pada Minggu yang melukai 12 orang.
Tidak jelas apakah pemerintahan Trump memiliki bukti bahwa kerabat Soliman terlibat kesalahan, atau mereka sekadar ditarget karena hubungan dengannya. Otoritas menyatakan bahwa Soliman tampaknya bertindak sendiri dalam serangan tersebut.
Namun, pejabat Trump menandakan akan mengambil pendekatan agresif dalam menyelidiki dan mendeportasi individu yang dianggap terkait dengan “terorisme”.
“Menyusul serangan mengerikan kemarin, semua teroris, anggota keluarga mereka, dan simpatisan teroris yang berada di sini dengan visa harus tahu bahwa di bawah pemerintahan Trump, kami akan menemukanmu, mencabut visamu, dan mendeportasimu,” kata Menteri Luar Negeri Marco Rubio dalam unggahan media sosial pada Senin.
Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) mengonfirmasi pada Selasa penahanan Elgamal, ketiga putrinya, dan dua putranya, dimana empat di antaranya masih di bawah umur.
“Kami sedang menyelidiki sejauh mana keluarganya mengetahui serangan keji ini, apakah mereka memiliki informasi, atau memberi dukungan,” kata Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem dalam video yang diunggah daring. “Keadilan akan ditegakkan.”
Menurut DHS, Soliman dan keluarganya tiba di AS dengan visa sementara pada 2022 sebelum mengajukan suaka.
Visa Soliman kadaluarsa pada 2023. Laporan media menyebutkan bahwa El Gamal mengajukan visa kerja: Ia memiliki latar belakang sebagai insinyur jaringan.
Kritikus menyebut taktik menghukum kerabat tersangka kriminal sebagai bentuk hukuman kolektif yang melawan hukum.
Misalnya, di Tepi Barat, kelompok HAM telah mengutuk operasi Israel yang meratakan rumah warga Palestina terkait tersangka dalam serangan bersenjata.
Serangan di Colorado dikaitkan dengan perang Israel di Gaza, yang oleh pakar PBB digambarkan sebagai genosida. Tersangka diduga meneriakkan “Palestina Merdeka” saat melemparkan bom.
Perang yang didukung Washington juga memicu insiden kekerasan lain di AS. Kejadian di Colorado terjadi setelah pembunuhan dua staf Kedutaan Israel di Washington, DC, bulan lalu.
Pada Oktober 2023, seorang anak Palestina berusia enam tahun ditusuk hingga tewas di daerah Chicago dalam kejahatan lain terkait perang. Pelaku berusia 73 tahun dilaporkan berkata pada ibu korban bahwa Muslim “harus mati” saat menyerang mereka. Ia dihukum 53 tahun setelah dinyatakan bersalah atas pembunuhan dan kejahatan kebencian.
Beberapa minggu kemudian, tiga mahasiswa Palestina-Amerika ditembak dan luka parah di Vermont.
Menurut pejabat kesehatan, perang di Gaza telah menewaskan sedikitnya 54.607 warga Palestina.