Grigory Skvortsov, yang menyangkal melakukan kesalahan dalam membagikan rincian bunker, akan menjalani hukuman di penjara berkeamanan maksimum.
Sebuah pengadilan Rusia telah memvonis seorang fotografer bersalah atas tuduhan pengkhianatan dan menghukumnya 16 tahun penjara karena diduga membagikan informasi tentang bunker era Soviet kepada seorang jurnalis Amerika.
Pengadilan di kota Perm, bagian barat Rusia, menjatuhkan hukuman kepada Grigory Skvortsov pada Kamis setelah persidangan tertutup, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang dakwaan tersebut. Skvortsov, yang ditangkap otoritas Rusia pada 2023, menyangkal semua tuduhan.
Pengadilan menyatakan Skvortsov akan menjalani hukuman di kamp kerja paksa berkeamanan tinggi.
Pengadilan juga merilis foto dirinya di dalam sangkar kaca di ruang sidang, mengenakan pakaian hitam, saat mendengarkan putusan dibacakan.
Dalam wawancara Desember 2024 dengan Pervy Otdel, sekelompok pengacara Rusia yang diasingkan, Skvortsov mengaku hanya membagikan informasi yang tersedia secara publik di internet atau bisa dibeli dari penulis buku tentang fasilitas bawah tanah era Soviet yang dirancang untuk perang nuklir.
Skvortsov tidak menyebut nama jurnalis AS yang bekerja sama dengannya dalam wawancara tersebut.
Sejak invasi ke Ukraina pada 2022, Rusia secara drastis memperluas definisi rahasia negara dan memenjarakan akademisi, ilmuwan, serta wartawan yang dianggap melanggar aturan baru ini.
Skvortsov, yang berspesialisasi dalam fotografi arsitektur, juga kerap menyuarakan penolakan terhadap serangan militer Moskow ke Ukraina. Ia mengklaim petugas FSB memukulinya saat penangkapan pada November 2023 dan mencoba memaksanya mengaku bersalah di bawah tekanan.
Kelompok dukungan untuk Skvortsov di Telegram menyatakan setelah vonis bahwa “mukjizat tidak terjadi” dan satu-satunya harapan fotografer itu bebas adalah melalui pertukaran tahanan antara Rusia dan Barat.
Organisasi hak asasi Memorial, pemenang Nobel Perdamaian, mencantumkan Skvortsov sebagai salah satu korban penuntutan pidana yang “bermotif politik dan penuh pelanggaran hukum”.
Awal tahun ini, pengadilan Rusia juga menjatuhkan hukuman lima setengah tahun penjara kepada empat jurnalis atas dakwaan “ekstremisme” terkait kerja mereka dengan organisasi yang didirikan mantan pemimpin oposisi Alexey Navalny.