FBI sedang menyelidiki upaya oleh satu orang atau lebih yang tak dikenal untuk mengakses telepon pribadi Susie Wiles, kepala staf Gedung Putih, menurut sumber yang berbicara kepada CBS, mitra berita BBC di AS.
Sekutu kunci Trump itu memberi tahu orang-orang bahwa ponselnya diretas setelah seorang atau beberapa penipu menggunakan berkas kontaknya untuk mengirim pesan ke pejabat tinggi AS lainnya, kata sumber kepada CBS.
Beberapa penerima pesan curiga setelah diminta untuk melanjutkan percakapan di platform lain, seperti Telegram.
“Gedung Putih sangat serius menangani keamanan siber seluruh staf, dan masalah ini terus diselidiki,” ujar juru bicara Gedung Putih.
Periode waktu saat pesan-pesan tersebut diterima masih belum diketahui.
The Wall Street Journal pertama kali melaporkan insiden tersebut dan penyelidikan FBI yang diluncurkan sebagai tanggapan.
Penipuan tersebut menarget ponsel pribadinya, bukan ponsel pemerintah, lapor The Wall Street Journal. Media itu juga melaporkan bahwa penerima pesan termasuk senator AS, gubernur, dan eksekutif bisnis terkemuka.
Wiles adalah kepala staf Gedung Putih perempuan pertama dan dianggap sebagai arsitek kunci kampanye pemilihan ulang Presiden AS Donald Trump.
Ini bukan pertama kalinya dia menjadi pusat perhatian terkait keamanan siber.
Tahun lalu, tiga anggota unit spionase siber terkait Garda Revolusi Iran—cabang kuat angkatan bersenjata Iran—didakwa karena melancarkan serangan siber terhadap tim kampanye Trump yang dipimpin Susie Wiles.
Menanggapi insiden terbaru, direktur FBI Kash Patel mengatakan dalam pernyataan kepada CBS News: “FBI menangani semua ancaman terhadap Presiden, stafnya, dan keamanan siber kami dengan sangat serius; melindungi kemampuan pejabat pemerintahan untuk berkomunikasi secara aman demi misi Presiden adalah prioritas utama.”