Empat Tewas, Ratusan Ditangkap dalam Unjuk Rasa Angola Menentang Kenaikan Harga BBM

Polisi Sebut Empat Orang Tewas dan 500 Ditangkap dalam Protes di Luanda

Polisi menyatakan setidaknya empat orang meninggal dan ratusan ditahan selama unjuk rasa menentang kenaikan harga BBM di ibu kota Angola. Protes ini meletus pada Senin sebagai tanggapan atas keputusan pemerintah awal bulan ini untuk menaikkan harga solar sebesar 30%, yang memicu lonjakan tarif angkutan umum, moda transportasi vital bagi banyak warga Angola.

Suara tembakan terdengar di kawasan Cazenga, pusat Luanda, di mana orang-orang terlihat mengambil makanan dan barang lain dari toko-toko. Gambar di media sosial menunjukkan bentrokan di wilayah Rocha Pinto dekat bandara, serta di daerah Prenda.

Dalam pernyataan Selasa, polisi menyebut ratusan orang ditangkap terkait kerusuhan, vandalisme, dan penjarahan. Mobil dan bus rusak, jalan-jalan terblokir. Transportasi di Luanda masih terhenti, dan toko-toko tutup.

Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi dari 300 ke 400 kwanzas (sekitar Rp5.000 ke Rp6.600) per liter memicu kemarahan di Angola, salah satu produsen minyak terbesar Afrika, di mana banyak warganya hidup dalam kemiskinan. Asosiasi angkot menaikkan tarif hingga 50% dan menggelar mogok tiga hari mulai Senin.

"Kami lelah… mereka harus beri solusi agar hidup kami membaik," kata seorang pengunjuk rasa ke TV Nzinga. "Kenapa kalian buat kami menderita? Bagaimana kami bisa memberi makan anak? Harga harus turun," protes seorang wanita kepada Presiden João Lourenço.

Polisi Nasional Angola berpatroli di distrik Kalema 2 saat penjarahan terjadi, 28 Juli 2025 [Arsip: AFP]

Wakil Komisaris Mateus Rodrigues menyebut polisi "melaporkan empat korban jiwa" dalam kekerasan Senin, tanpa rinci penyebabnya. Sebanyak 400 orang ditangkap malam itu setelah 100 orang sebelumnya, total 500 penahanan. Sekitar 45 toko dirusak, 25 mobil pribadi dan 20 bus umum rusak. Bank-bank juga jadi sasaran.

MEMBACA  Dolar tetap stabil atas keringanan pekerjaan AS sementara yen menuju penurunan mingguan pertama dalam enam. Oleh Reuters

Protes berlangsung sejak pengumuman kenaikan harga solar 1 Juli. Human Rights Watch menuding polisi menggunakan kekerasan berlebihan dalam aksi 12 Juli, termasuk gas air mata dan peluru karet.

Angola telah mengurangi subsidi BBM secara bertahap sejak 2023, ketika unjuk rasa serupa juga berujung korban jiwa.