Pejabat menyebutkan sejumlah pangkalan udara militer di Rusia menjadi sasaran serangan drone dalam operasi besar yang terjadi jelang perundingan damai dengan Ukraina yang rencananya dimulai di Istanbul pada Senin.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan Ukraina melancarkan serangan drone yang menargetkan lapangan udara militer Rusia di lima wilayah pada Minggu, menyebabkan beberapa pesawat terbakar.
Serangan terjadi di wilayah Murmansk, Irkutsk, Ivanovo, Ryazan, dan Amur. Pertahanan udara berhasil menangkis serangan di semua wilayah kecuali dua—Murmansk dan Irkutsk, menurut kementerian.
“Di wilayah Murmansk dan Irkutsk, peluncuran drone FPV dari area dekat landasan udara mengakibatkan beberapa pesawat terbakar,” ujar kementerian.
Api berhasil dipadamkan dan tidak ada korban jiwa. Sejumlah orang yang terlibat dalam serangan telah ditahan, tambah pihak kementerian.
Pejabat menyebut serangan menargetkan Pangkalan Udara Belaya di Irkutsk, sekitar 4.300 km dari perbatasan Ukraina, serta Pangkalan Udara Olenya di Murmansk selatan, sekitar 1.800 km dari Ukraina.
“Menurut saksi mata dan pejabat lokal, drone ini diluncurkan dari lokasi dekat pangkalan udara. Artinya ini operasi rumit, kemungkinan besar oleh Ukraina, melibatkan sejumlah orang di dalam Rusia,” kata Dorsa Jabbari dari Al Jazeera, melaporkan dari Moskow.
“Ini serangan terbesar dalam satu hari terhadap beberapa pangkalan udara militer di Rusia sejak perang dimulai Februari 2022,” ungkap Jabbari, mencatat bahwa pangkalan itu menjadi rumah bagi pesawat pembom strategis Rusia yang dipakai untuk menyerang target di Ukraina selama tiga tahun terakhir.
Sementara di Ukraina, sejumlah media lokal termasuk kantor berita negara Ukrinform mengutip sumber di Dinas Keamanan Ukraina (SBU) yang mengatakan serangan terkoordinasi di Rusia bertujuan “menghancurkan pesawat pembom musuh jauh dari garis depan”.
Operasi ini dilakukan SBU menggunakan drone yang diselundupkan jauh ke Rusia dan disembunyikan dalam truk. Setidaknya 41 pesawat pembom berat Rusia di empat pangkalan udara terkena dampak. Operasi bernama “Spiderweb” ini telah dipersiapkan lebih dari setahun dan diawasi langsung oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
John Hendren dari Al Jazeera di Kyiv menyebut ini “serangan berani, yang telah ditunggu lama oleh Ukraina, dan muncul setelah serangan udara Rusia ke Ukraina meningkat drastis beberapa pekan terakhir”.
Di sisi lain, setidaknya tujuh orang tewas dan 69 luka-luka saat jembatan jalan raya di wilayah Bryansk, Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina, diledakkan saat kereta penumpang menuju Moskow melintas dengan 388 orang di dalamnya.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab. Pejabat Rusia menyebut insiden ini sebagai “aksi terorisme” tapi tidak langsung menyalahkan Ukraina.
Perkembangan ini muncul saat Rusia juga menyatakan telah maju lebih dalam ke wilayah Sumy, Ukraina, serta peta pro-Ukraina menunjukkan Rusia menguasai 450 km² tanah Ukraina pada Mei—kemajuan bulanan tercepat dalam enam bulan terakhir.
Moskow meluncurkan 472 drone ke Ukraina semalam, menurut Angkatan Udara Ukraina, jumlah tertinggi dalam satu malam sepanjang perang. Rusia juga meluncurkan tujuh rudal.
Kedua belah pihak meningkatkan serangan jelang perundingan di Istanbul yang akan dihadiri delegasi Ukraina dipimpin Menteri Pertahanan Rustem Umerov. Pertemuan ini diinisiasi oleh Presiden AS Donald Trump yang mendorong kesepakatan cepat untuk mengakhiri perang tiga tahun.
Zelenskyy, yang sebelumnya meragukan keseriusan Rusia dalam pertemuan ini, mengatakan telah menetapkan posisi delegasi Ukraina. Prioritas termasuk “gencatan senjata total tanpa syarat” serta pengembalian tawanan dan anak-anak yang diculik.
Rusia menyatakan telah merumuskan syarat damai sendiri, tapi menolak membocorkannya sebelumnya. Presiden Vladimir Putin juga menolak usulan Turkiye agar pertemuan dilakukan di tingkat pemimpin.