In Muridke, Pakistan, the building’s roof was dangerously sagging, with sunlight peeking through a hole and debris littering the ground. The doors of the rooms had been blown in by a blast, which was India’s response to the deadly attack on tourists in Pahalgam, Indian-administered Kashmir. This strike was part of Operation Sindoor, a series of missile strikes on Pakistan, targeting locations such as Muridke, believed to be the home of the Lashkar-e-Taiba armed group. While India claimed to have hit only armed groups, Pakistan reported civilian casualties in the attack. The compound in Muridke, which includes a hospital, schools, and residences, was struck, resulting in casualties. The compound’s origins date back to Hafiz Saeed, the founder of Jamaat-ud-Dawa, a charity organization linked to the LeT. The Pakistani government took control of the facility in 2019 amidst international pressure. Residents of the compound denied allegations of it being a terrorist training facility, stating it has always been an educational center. The aftermath of the attack left destruction in Muridke, with houses destroyed and residents forced to evacuate. “Pasti India akan menyerang daerah ini, karena media mereka terus menyoroti Muridke,” kata Zafar, berjanggut dan mengenakan kacamata.
Hasan, pejabat pemerintah, mengatakan bahwa, meskipun pondok pesantren dan sekolah telah tutup untuk tahun akademik, seluruh fasilitas itu berada di bawah pengawasan ketat pemerintah.
“Setelah pemerintah mengambil alih administrasi institut pada tahun 2019, kami telah memastikan bahwa kurikulum dan pengajaran sepenuhnya diawasi,” katanya.
Hussain, guru agama, menambahkan bahwa Saeed telah berhenti datang ke kompleks sejak pemerintah mengambil alih kendali.
“Dia dulu menjadi langganan pada akhir tahun 90-an dan awal 2000-an,” katanya.
Saeed, yang kini berusia 70-an, ditangkap pada tahun 2019 dan saat ini sedang menjalani hukuman 31 tahun yang dijatuhkan oleh pengadilan Pakistan pada tahun 2022 dalam dua kasus “pendanaan teror”. Dia sudah menjalani hukuman 15 tahun terpisah, yang dijatuhkan pada tahun 2020, atas tuduhan serupa.