Delapan Orang Terluka di Mal Boulder, Pelaku Teriakkan ‘Bebaskan Palestina’

Beberapa Orang Terluka Setelah Pria Teriak "Bebaskan Palestina" Lempar Molotov ke Kerumunan Pendukung Sandera Israel di Colorado

Menurut pihak berwenang, beberapa orang terluka setelah seorang pria yang berteriak "bebaskan Palestina" melemparkan bom molotov ke kerumunan yang sedang berkumpul untuk mendukung sandera Israel di Colorado.

Polisi menyebut delapan orang—berusia 52 hingga 88 tahun—terluka dalam serangan di Pearl Street Mall, area outdoor populer di Boulder, sekitar 48 km dari Denver. FBI menyatakan ini diduga sebagai serangan teror dan pelaku menggunakan flame thrower darurat, molotov, serta perangkat pembakar lainnya.

Rekaman serangan memperlihatkan pelaku, yang tak berbaju, berteriak-teriak sambil memegang benda mirip molotov di kedua tangan saat ditangkap. Kejadian ini terjadi saat demonstrasi rutin mingguan oleh Run for Their Lives, kelompok pro-Israel yang mengadakan aksi jalan kaki di mal tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap sandera Israel di Gaza.

Kepolisian Boulder menerima laporan sekitar pukul 13.26 waktu setempat tentang seorang pria bersenjata dan orang-orang yang terbakar. Petugas yang datang menemukan banyak korban luka, termasuk luka bakar. Saksi menyebut pelaku menggunakan "flame thrower darurat dan melempar benda pembakar ke kerumunan," kata Mark Michalek dari kantor FBI Denver.

Pelaku diidentifikasi sebagai Mohamed Sabry Soliman (45), warga Mesir. Menurut sumber CBS, Soliman tiba di California pada 2022 dengan visa non-imigran yang kedaluwarsa Februari 2023. Ia tinggal di Colorado Springs.

Rekaman yang beredar menunjukkan suasana kacau: asap mengepul, orang berlarian, sebagian rerumputan terbakar, dan korban tergeletak di tanah. Dalam video belum terverifikasi BBC, seorang pria tanpa baju terlihat memegang botol berisi cairan dengan kain merah. Ia berteriak sambil mendekati kerumunan, sementara seorang wanita terluka tergeletak dan dibantu warga.

MEMBACA  'Siklon bom' menerjang barat AS, meninggalkan satu orang tewas dan 600.000 tanpa listrik | Berita Cuaca

"Serangan ini jelas aksi terarah, dan FBI menyelidikinya sebagai terorisme," kata Michalek. "Mirissnya, serangan seperti ini semakin sering terjadi."

Ini merupakan insiden kekerasan kedua dalam dua pekan terakhir di AS terkait konflik Gaza. Sebelumnya, seorang pria teriak "bebaskan Palestina" menembak mati dua pegawai kedubes Israel di Washington DC.

Jaksa Agung Colorado Phil Weiser menyebut serangan ini "tampaknya kejahatan kebencian mengingat kelompok yang disasar." Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar menyatakan kaget dan mengecamnya sebagai "antisemitisme murni."

Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, juga mengutuk serangan ini sebagai "terorisme" dan menuntut tindakan tegas. "Teror terhadap Yahudi tak berhenti di perbatasan Gaza—sudah membakar jalanan Amerika," katanya.

Catatan: Kisah ini mengandung detail yang mungkin mengganggu pembaca.