BEIJING (Reuters) – Para dealer mobil di salah satu wilayah terkaya China menyerukan kepada produsen otomotif untuk mengubah strategi penjualan karena tekanan besar terhadap arus kas mereka dan stok menumpuk. Ini jadi tanda semakin parahnya imbas perang harga di pasar mobil terbesar dunia.
Empat asosiasi dealer di Delta Sungai Yangtze—meliputi Shanghai, Jiangsu, Zhejiang, dan Anhui—menerbitkan surat terbuka di akun WeChat mereka Senin lalu, mengungkap tekanan yang dihadapi.
Sebagian besar produsen mobil menjual kendaraannya di China melalui dealer, dan wilayah Delta menyumbang 23% penjualan mobil domestik di 2024.
“Dealer di Delta Yangtze menghadapi tantangan serius seperti stok berlebihan, persaingan pasar tidak sehat, dan risiko putusnya rantai modal,” tulis surat yang ditujukan ke “semua produsen mobil”.
“Beberapa pabrikan memaksa dealer jual mobil baru di bawah harga pokok,” tambah mereka tanpa menyebut nama, strategi yang bisa melanggar hukum persaingan China.
Asosiasi dealer di Henan dan Jiangsu juga mengeluarkan surat serupa pekan lalu, sementara supplier dan dealer meminta pembayaran lebih cepat.
Keluhan ini menunjukkan produsen China masih melanjutkan perang harga bertahun-tahun meski dilarang regulator, karena strategi ini menggerogoti keuntungan dan kesehatan finansial industri.
Keempat asosiasi menyebut stok melebihi level wajar. Pembatasan kredit mobil sejak Juni memperburuk masalah, membuat konsumen yang mengira dapat pembiayaan tak bisa mengambil mobil.
Mereka memberi saran, seperti meminta pabrikan menentukan batas stok rasional dan menyesuaikan target penjualan sesuai kapasitas pasar regional.
China baru saja mengamendemen UU Anti-Persaingan Tidak Sehat pekan lalu, memperketat aturan jual paksa di bawah harga pokok, berlaku Oktober mendatang.
(Pelaporan oleh Qiaoyi Li, Zhang Yan dan Brenda Goh; Penyuntingan oleh Kate Mayberry)