Politisi sayap kanan jauh mengumpulkan pendukung setelah dinyatakan bersalah atas penyelewengan dana Parlemen Eropa.
Pemimpin sayap kanan Prancis Marine Le Pen menyebut vonisnya sebagai “keputusan politik” dan berjanji untuk terus maju setelah dinyatakan bersalah melakukan penyelewengan dan dilarang mengikuti pemilihan, termasuk pemilihan presiden 2027.
“Saya tidak akan menyerah,” kata Le Pen kepada anggota partainya dan pendukung yang berkumpul di Place Vauban di Paris pada hari Minggu dengan latar belakang kubah emas mengkilap dari Hotel National des Invalides.
Le Pen juga mengecam “perburuan penyihir” – sebuah frase yang digunakan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump – terhadap partainya.
Beberapa kelompok kiri dan kamp sentris mengadakan kontrademonstrasi di Place de Republique Paris menentang sayap kanan, mencari apa yang mereka sebut sebagai keadilan dan front bersatu melawan National Rally.
Hakim yang menghukum Le Pen telah menerima ancaman.
Jordan Bardella, wakil teratas Le Pen dan ketua National Rally, mengatakan kepada yang hadir bahwa putusan pengadilan bertujuan untuk “mengeliminasi dirinya dari perlombaan presiden”.
Bardella mengatakan partainya tidak ingin “menghancurkan semua hakim” tetapi vonis Le Pen adalah “serangan langsung terhadap demokrasi dan luka bagi jutaan orang Prancis patriotik”.
Putusan hari Senin, yang bisa menghancurkan impian Le Pen untuk memenangkan kepresidenan Prancis dalam dua tahun, mengejutkan establishment politik negara itu.
Banding Le Pen
Natacha Butler dari Al Jazeera, melaporkan dari Paris, mengatakan Le Pen berharap bagian putusan pengadilan tentang ketidakmemenuhi syaratnya untuk pencalonan bisa dicabut atau dipersingkat sehingga dia dapat mencalonkan diri dalam pemilihan berikutnya.
“Mengadili banding di Pengadilan Banding Paris mengatakan ada kemungkinan bahwa mereka akan dapat memeriksa bandingnya pada pertengahan tahun depan,” kata Butler.
“Waktu tersebut akan memungkinkannya untuk mungkin mencalonkan diri pada 2027,” tambahnya.
Sebelum rapat hari Minggu, Le Pen mendorong pendukungnya untuk mengambil inspirasi dari salah satu advokat utama AS tentang nonkekerasan dalam perjuangan untuk hak yang sama bagi orang Amerika keturunan Afrika.
“Kami akan mengikuti contoh Martin Luther King, yang membela hak-hak sipil,” kata dia kepada anggota partai Liga sayap kanan Italia melalui videoconference saat mereka bertemu di Florence.
Dalam pertemuan partai Renaissance Presiden Emmanuel Macron di pinggiran utara Paris, Saint-Denis, mantan Perdana Menteri Gabriel Attal menuduh sayap kanan “menyerang hakim kami, menyerang lembaga kami”.
“Kami, di sini, tidak akan pernah mendiskualifikasi keputusan pengadilan,” ujar Attal, berbicara di hadapan Perdana Menteri Francois Bayrou dan Edouard Philippe, mantan perdana menteri lainnya yang juga berharap mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2027.
“Kamu mencuri, kamu bayar,” kata Attal.
Attal juga mengecam “campur tangan tanpa preseden” dalam urusan Prancis, tampaknya menunjukkan dukungan untuk Le Pen dari orang-orang seperti Trump dan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban.
Kritik Trump
Presiden AS menyebut larangan Le Pen sebagai “perburuan penyihir” oleh “kiri Eropa yang menggunakan hukum untuk membungkam kebebasan berbicara dan menyensor lawan politik mereka”.
Le Pen dinyatakan bersalah melakukan penyelewengan dana Parlemen Eropa dan diberikan hukuman penjara sebagian ditangguhkan dan larangan langsung untuk memegang jabatan publik.
Pendukungnya menyebut putusan tersebut bermotivasi politik, tetapi Macron menegaskan yudikatif Prancis “independen”.
Le Pen telah bekerja untuk mengubah partainya menjadi kekuatan yang dapat dipilih dan membersihkannya dari warisan ayahnya, sesama pendiri partai Jean-Marie Le Pen, yang meninggal pada Januari dan sering dituduh rasisme.
Survei terbaru oleh lembaga jajak pendapat Elabe untuk stasiun televisi BFMTV, yang dirilis pada hari Sabtu, menunjukkan dia bisa memenangkan hingga 36 persen suara.