Bulan Mei dan awal Juni selalu menjadi waktu populer untuk mengunjungi Taman Hutan Zhangjiajie di provinsi Hunan, Tiongkok barat daya, sebelum hawa panas musim panas yang menyengat datang.
Kawasan ini terkenal dengan formasi pilar batu pasir kuarsa yang megah, yang konon menginspirasi pemandangan mengambang dalam film blockbuster Hollywood “Avatar” tahun 2009.
Tahun ini, sementara para wisatawan berdatangan, hanya beberapa puluh kilometer jauhnya, operasi pembersihan besar-besaran yang diperintahkan pemerintah sedang berlangsung—dengan kru mengangkut sampah dari gua-gua kuno, yang kebanyakan dibuang lebih dari satu dekade lalu.
Kerusakan lingkungan yang lama tersembunyi ini, ditemukan di Kabupaten Cili, wilayah yang dikelola Kota Zhangjiajie, pertama kali terungkap pada Maret setelah penjelajah gua memposting rekaman ngarai penuh sampah di platform media sosial Douyin.
Pada Mei, klip tersebut viral, memicu kemarahan nasional dan mendorong investigasi oleh media negara serta otoritas lokal.
Gua-gua karst di Zhangjiajie termasuk keajaiban alam paling menakjubkan di wilayah ini, terbentuk selama jutaan tahun akibat erosi air. Di dalamnya, sering terdapat aliran sungai yang terlihat maupun tersembunyi, serta formasi batu kapur yang dramatis.
Salah satu rekaman yang banyak dibagikan, diposting oleh penjelajah gua bernama “Xiaofugege,” menunjukkan botol plastik, kaleng, hingga wadah berlabel bahan kimia menutupi bebatuan dan perairan bawah tanah di beberapa gua.
Rekaman paling mengejutkan, diunggah pada 29 Mei, menunjukkan tumpukan sampah “setinggi tujuh hingga delapan lantai,” menurut si penjelajah.
Dalam satu video, sampah plastik terlihat menutupi seluruh permukaan, membuat orang yang merekam berkata: “Lihat betapa tebal sampahnya, aku bahkan bisa berjalan di atasnya.”
Gua-gua yang dipenuhi sampah rumah tangga dan limbah hewan
Pemimpin Tiongkok Xi Jinping berulang kali menyatakan perlindungan lingkungan sebagai prioritas utama negara.
Pada 9 Juni, pejabat mengumumkan bahwa 51 ton sampah telah dikeluarkan dari dua gua yang paling tercemar.
Banyak kantong berisi limbah domestik, dibuang antara 2010 dan 2015 setelah pemerintah melarang pembakaran sampah namun tak menyediakan alternatif pengelolaan.
Saat itu, membuang sampah ke gua tak hanya umum, tapi kadang terorganisir. Pejabat dan warga setempat mengatakan kepada media negara bahwa desa kerap mengirim truk untuk mengumpulkan sampah dan membuangnya ke gua karst—praktik umum saat itu.
Seorang warga mengaku ayahnya, yang tinggal 200 meter dari gua, selalu membuang sampah sendiri “untuk kepraktisan,” menurut media negara.
“Barang sekali pakai, baju usang, kantong plastik… segala macam sampah ada di sini,” ujar seorang petugas keamanan yang mengawasi pembersihan, dikutip CCTV.
Selain sampah rumah tangga, otoritas juga menangani limbah hewan.
Dalam video yang dibagikan April lalu, kotoran hewan terlihat mengalir dari lubang di langit-langit gua besar, membentuk kubangan lumpur dan mengotori stalaktit putih menjadi hitam.
Kabupaten Cili adalah produsen daging babi utama di Hunan, dengan 700.000 ekor per tahun. Sejak Maret, otoritas telah menyelidiki 12 peternakan atas dugaan pembuangan limbah ilegal.
Reaksi media sosial Tiongkok terhadap berita pembersihan ini sangat keras.
“Apa berikutnya? Berapa lama gua dan perairan sekitarnya pulih? Ratusan atau ribuan tahun?” tulis seorang pengguna Weibo.
“Pelaku dan pihak terkait harus dihukum berat,” kata lainnya.
Pejabat menyatakan, dari 206 gua karst yang diperiksa, dua pertiganya tercemar. Pembersihan sempat dihentikan 9-12 Juni karena udara beracun di dalam gua.
Menurut pakar, mungkin sudah terlambat untuk memperbaiki kerusakan.
“Polutan yang meresap ke akuifer karst dapat mencemari air permukaan hilir, merusak kualitas air dan ekosistem perairan,” kata Shuai Huan, wakil direktur pusat survei geologi lingkungan, kepada CCTV.
Ini bukan insiden terisolasi. Tahun lalu, kejaksaan di Bijie, Guizhou, mengkonfirmasi lebih dari 10 gua karst tercemar limbah rumah tangga dan peternakan.
Kawasan warisan UNESCO yang terkenal
Sementara sampah diangkut crane di Cili, pengunjung terus membanjiri Taman Hutan Zhangjiajie. Pada libur 31 Mei–2 Juni, hampir 400.000 wisatawan datang, naik 10% dari tahun lalu.
Taman ini bagian dari Kawasan Wisata Wulingyuan, situs Warisan Dunia UNESCO seluas 100 mil persegi.
Pada 2010, Zhangjiajie mengganti nama salah satu pilarnya menjadi “Gunung Hallelujah Avatar” setelah terungkap James Cameron terinspirasi pilar-pilar ini untuk film “Avatar”.
“Zhangjiajie bukan hanya milik dunia, tapi telah menuju dunia,” kata pejabat taman pada upacara penggantian nama.
Kini, taman ini memiliki banyak atraksi populer, termasuk Lift Bailong kaca setinggi 326 meter.
Dibangun pada 2002, lift ini disebut sebagai lift outdoor tertinggi dunia, membawa 46 penumpang per trip dalam waktu kurang dari dua menit.
Ada juga Jembatan Kaca Zhangjiajie Grand Canyon, tempat pengunjung bisa mencoba bungee jump tertinggi dunia.
Atraksi terbaru adalah Tianti (‘Tangga Langit’), jembatan gantung sepanjang 168 meter yang membentang di ketinggian 1.500 meter.
Untuk berita lebih lanjut, buat akun di CNN.com.