Cabut Pendanaan untuk Universitas yang Izinkan Anti-Semitisme, Seru Duta Besar Australia | Berita

MIGRAN AKAN DI DEPORTASI KARENA SENTIMEN ANTI-YAHUDI DALAM RENCANA LUAS

Utusan Australia untuk masalah anti-Semitisme menyerukan pencabutan dana bagi universitas yang mentolerir sentimen anti-Yahudi serta pemeriksaan migran terkait pandangan anti-Semit dalam sebuah rencana komprehensif yang diajukan ke pemerintah.

Jillian Segal menyampaikan rekomendasi tersebut dalam laporan yang dirilis Kamis, di tengah meningkatnya kekhawatiran soal anti-Semitisme setelah serangkaian insiden kekerasan, termasuk dugaan pembakaran sebuah sinagoga di Melbourne pekan lalu.

“Memerangi anti-Semitisme bukanlah beban komunitas Yahudi saja; kita juga tak bisa berharap pemerintah sendirian melawan sentimen ini atas nama rakyat Australia,” tulis Segal—yang ditunjuk sebagai utusan khusus pertama Australia untuk anti-Semitisme tahun lalu—dalam pengantar laporan.

“Pemimpin masyarakat, pendidik, bisnis, media, kreator, dan warga harus bersatu. Ini tanggung jawab semua orang Australia.”

Laporan Segal menyebut bahwa utusan ini akan bekerja sama dengan pemerintah dan otoritas pendidikan untuk membalikkan "jalur berbahaya" normalisasi anti-Semitisme di banyak kampus, serta menahan dana bagi lembaga yang terlibat dalam ucapan atau tindakan anti-Semit "atau diskriminatif lainnya."

Untuk mencegah "impor kebencian," warga asing yang terlibat anti-Semitisme harus dihadiahi deportasi, menurut laporan itu. Utusan akan memberikan pelatihan tentang anti-Semitisme kepada petugas imigrasi untuk membantu menyaring pelamar visa dengan pandangan rasis.

Segal juga akan memantau organisasi media "untuk mendorong pemberitaan akurat, adil, dan bertanggung jawab," mengadvokasi "regulasi konten online terbaik," serta berkoordinasi dengan pihak berwenang agar kecerdasan buatan tak memperkuat konten anti-Semit.

Perdana Menteri Anthony Albanese menyambut baik laporan ini dan mengatakan pemerintah akan "menpertimbangkan matang" rekomendasinya. Menurutnya, beberapa usulan bisa segera diterapkan, sementara lainnya butuh waktu lebih lama.

"Kami harus bekerja dengan masyarakat sipil di semua tingkat… untuk memastikan anti-Semitisme tersingkir ke pinggiran," kata Albanese dalam konferensi pers.

MEMBACA  Anda yang Membeli, Anda yang Menyadari Spesifikasinya

The Executive Council of Australian Jewry memuji rencana "yang dipikirkan matang" ini dan mendukung rekomendasinya. "Peluncurannya sangat tepat waktu mengingat kejadian mengerikan baru-baru ini di Melbourne," ujar Presiden ECAJ Daniel Aghion KC.

Namun, Jewish Council of Australia—kelompok progresif yang kritis terhadap perang Israel di Gaza—menganggap rencana ini berisiko "merongrong kebebasan demokratis, memicu perpecahan, dan mengukuhkan pendekatan selektif terhadap rasisme yang mengabdi pada kepentingan politik."

"Dokumen ini lebih mirip skenario untuk membungkam kritik ketimbang strategi membangun inklusi," kritik direktur eksekutif mereka, Max Kaiser. Ia menyesalkan bahasa "samar-samar" dalam laporan serta penggunaan definisi anti-Semitisme versi International Holocaust Remembrance Alliance.

"Konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang keliru mengaitkan serangan anti-Semit dengan protes solidaritas Palestina, Segal tampak terobsesi mendorong narasi pro-Israel dan menekan kritik sah terhadap genosida Israel di Gaza," tambahnya. "Anti-Semitisme nyata dan harus ditanggapi serius. Tapi ia tak eksis dalam ruang hampa."