Beijing dan Moscow berkomitmen untuk mempererat hubugan bilateral usai kunjungan Perdana Menteri Rusia.
Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar Rusia selama 15 tahun berturut-turut. Nilai perdagangan kedua negara mencapai hampir $245 miliar pada tahun 2024, meningkat 1,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, aktivitas perdagangan di antara keduanya mengalami guncangan dalam beberapa bulan terakhir, menyusul tekanan yang diberikan oleh Donald Trump.
Rekomendasi Cerita
Presiden AS telah memberlakukan sanksi dan tarif sekunder terhadap Moscow serta mitra bisnisnya, yang ia klaim sebagai upaya mengakhiri perang di Ukraina.
Rusia dan Tiongkok kini menjanjikan respons bersama terhadap apa yang mereka sebut sebagai “sanksi sepihak”. Mampukah mereka berhasil?
Presenter: Bernard Smith
Narasumber:
Richard Weitz – Senior Non-Resident Associate Fellow, NATO Defense College
Einar Tangen – Senior Fellow, Centre for International Governance Innovation
Andrey Kortunov – Mantan Direktur Jenderal, Russian International Affairs Council
Dipublikasikan Pada 5 Nov 2025