Asosiasi Bank Tabungan Jerman (DSGV) melaporkan bahwa bank-bank di Eropa mengalami gelombang debit langsung tanpa otorisasi dari akun PayPal.
Surat kabar Sueddeutsche Zeitung (SZ) menyebutkan, pembayaran senilai sekitar 10 miliar euro (£8,6 miliar) terpaksa diblokir setelah sistem pemeriksaan penipuan PayPal mengalami kegagalan.
Pembayaran tersebut dihentikan sementara pada hari Senin setelah berbagai bank melaporkan jutaan transaksi debit langsung yang mencurigakan dari perusahaan pembayaran itu.
DSGV mengonfirmasi kepada BBC bahwa telah terjadi “insiden yang melibatkan debit langsung tanpa otorisasi yang dilakukan PayPal terhadap berbagai lembaga keuangan”.
BBC telah menghubungi PayPal untuk meminta tanggapan.
Perusahaan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa “transaksi tertentu dari mitra perbankan kami dan berpotensi dari nasabah mereka” terdampak oleh interupsi layanan sementara.
“Kami dengan cepat mengidentifikasi penyebabnya dan bekerja sama dengan mitra perbankan untuk memastikan semua akun telah diperbarui,” ujar juru bicara PayPal.
DSGV menyatakan PayPal telah “mengakui gangguan tersebut” dan “memastikan” bahwa masalah telah diselesaikan.
“Transaksi pembayaran ke dan dari PayPal kembali berjalan normal,” demikian pernyataan mereka.
“Insiden ini berdampak signifikan pada transaksi pembayaran di seluruh Eropa, khususnya di Jerman.
“Otoritas pengawas juga telah diinformasikan mengenai insiden di PayPal.”
PayPal berupaya menyaring penipuan sebelum sampai ke bank melalui sistem keamanannya.
Khususnya, sistem ini ditujukan untuk menangani debit langsung palsu yang dibuat oleh pelaku kejahatan.
Ada banyak metode yang digunakan, namun satu cara yang umum adalah mengelabui seseorang untuk memberikan detail informasinya dengan berpura-pura menjadi bank atau lembaga keuangan melalui telepon.
Menurut SZ, sistem filter PayPal tidak berfungsi dengan baik pada hari Senin, mengakibatkan debit langsung yang tidak terverifikasi dikirim ke bank bersama dengan transaksi yang sah.
Saham perusahaan pembayaran itu turun 1,9% pada hari Rabu menyusul laporan tersebut.