Bandara Liège Belgia Tangani Sighting Drone, Terbangkan Sementara Dijeda | Kabar Penerbangan

Gangguan kedua bagi bandara Liege dalam seminggu setelah penampakan drone misterius pada Selasa malam.

Diterbitkan Pada 7 Nov 2025

Bandara Liege di Belgia sekali lagi menunda penerbangan untuk kedua kalinya minggu ini usai penampakan drone lain, seperti dilaporkan layanan kontrol lalu lintas udara negara tersebut.

Sekitar pukul 07.30 (06.30 GMT) pada Jumat pagi, sebuah drone terlihat, memaksa bandara ditutup sementara selama 30 menit. Seorang juru bicara layanan kontrol lalu lintas udara Skeyes menyatakan bahwa penerbangan kini telah beroperasi kembali.

Rekomendasi Cerita

Gangguan ini menyusul penampakan drone di atas bandara Brussels dan Liege pada Selasa malam, yang mengakibatkan pengalihan sejumlah pesawat yang akan mendarat serta pembatalan penerbangan bagi pesawat yang hendak lepas landas.

Ratusan penerbangan penumpang dan kargo dibatalkan, dan sekitar 500 penumpang terpaksa menginap di bandara Brussels, ibu kota Belgia.

Penampakan drone di Brussels dan Liege ini terjadi setelah insiden serupa pada Sabtu lalu, ketika tiga drone tak berizin terlihat di dekat sebuah pangkalan militer, menurut Menteri Pertahanan Theo Francken.

Belakangan ini, penampakan drone seakan menjadi pemandangan rutin di Belgia. Pemerintah pun menggelar rapat darurat pada Kamis untuk membahas masalah ini. Francken mendeskripsikan serangan drone tersebut sebagai sebuah aksi terkoordinir, tanpa merincikan dalang di baliknya.

‘Perang Hibrida’

Drone misterius juga telah menyebabkan gangguan besar di seluruh Eropa dalam beberapa bulan terakhir, seiring dengan kekhawatiran yang kian mendalam bahwa perang Rusia di Ukraina berpotensi meluas melewati perbatasan Eropa.

Sejak bulan September, drone telah terlihat di dekat bandara sipil dan fasilitas militer di beberapa negara, termasuk Denmark, Jerman, dan Norwegia.

Layanan intelijen Denmark menghubungkan penerbangan drone tersebut dengan Rusia, dan mendeskripsikannya sebagai bentuk perang hibrida yang bertujuan untuk “memberikan tekanan pada [Eropa] tanpa melampaui batas hingga menjadi konflik bersenjata dalam arti tradisional”, menurut kantor berita Reuters.

MEMBACA  Pegawai FEMA Diperingatkan Soal Bencana 'Setara Katrina' yang Mengancam, Lalu Diberhentikan Sementara

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut serangan tersebut sebagai “perang hibrida”. Meski ia tidak secara langsung menyalahkan Rusia atas insiden-insiden tersebut, ia mengatakan telah jelas bahwa tujuan Rusia adalah untuk “menabur perpecahan” di Eropa.

Moskow telah membantah segala keterkaitan dengan insiden-insiden itu, dan hingga kini belum ada bukti yang secara langsung mengaitkan drone-drone tersebut dengan Rusia.

Pada bulan September, pasukan Polandia dan NATO menjatuhkan drone yang melanggar wilayah udara negara tersebut selama serangan udara Rusia di Ukraina yang bertetangga.