Kepala agensi PBB yang memberikan bantuan kepada Palestina, Philippe Lazzarini, telah menuduh Israel menghentikan bantuan kemanusiaan agar tidak sampai ke utara Jalur Gaza yang dilanda perang.
“Otoritas Israel terus menolak misi kemanusiaan untuk mencapai utara dengan pasokan penting termasuk obat dan makanan bagi orang-orang yang terkepung,” tulis Lazzarini, kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Tengah (UNRWA).
Orang-orang yang terluka tidak bisa diobati karena rumah sakit tidak memiliki listrik setelah diserang, tulisnya.
“Tempat perlindungan yang tersisa begitu sesak, beberapa orang pengungsi sekarang terpaksa tinggal di kamar mandi,” katanya.
Lazzarini meminta organisasi bantuan untuk diizinkan mengakses Jalur Gaza bagian utara, termasuk UNRWA.
“Mencegah & memanfaatkan bantuan kemanusiaan untuk mencapai tujuan militer adalah tanda sejauh mana moral turun… Gencatan senjata adalah awal untuk mengakhiri mimpi buruk ini,” tulisnya.
Sam Rose, wakil direktur UNRWA di strip pantai, mengatakan kepada stasiun televisi AS CNN pada hari Minggu bahwa “kami memiliki persediaan makanan selama tiga bulan yang menunggu di luar untuk memberi makan seluruh Jalur Gaza.”
“Saat ini tidak bisa masuk melalui selatan,” katanya.
Tetapi otoritas Israel yang bertanggung jawab atas urusan Palestina, Koordinasi Urusan Pemerintah di Wilayah tersebut (COGAT), menolak tuduhan tersebut. “Ini bohong, Sam Rose, dan kamu tahu itu,” kata COGAT.
“Lebih dari 500.000 ton bantuan di atas 26.000 truk masuk ke Gaza sejak Mei,” lanjut X, menambahkan bahwa “tiga titik masuk bantuan sepenuhnya beroperasi.”
Hubungan antara UNRWA dan Israel tegang: Israel menuduh organisasi bantuan Palestina di Jalur Gaza disusupi oleh organisasi Islam Hamas, yang melancarkan serangan teroris pada 7 Oktober 2023 terhadap selatan Israel.
Minggu lalu, AS memberi Israel batas waktu 30 hari untuk meningkatkan pasokan bantuan kepada orang-orang di strip pantai. Jika tidak, pengiriman senjata AS ke Israel bisa terancam.