Aturan yang secara efektif melarang pria gay dan biseksual aktif secara seksual untuk mendonorkan darah dan plasma akan dicabut di Australia.
Aturan ini, awalnya diberlakukan untuk mengurangi risiko donor darah dari kelompok dengan paparan HIV lebih tinggi, akan mulai dihapus bulan depan, mengikuti langkah serupa di Inggris dan AS.
Namun, dengan perubahan ini, Australia akan menjadi negara pertama di dunia yang menghilangkan semua pembatasan berdasarkan aktivitas seksual untuk donor plasma, menurut layanan donor darah nasional Lifeblood.
Aturan baru telah disetujui oleh regulator produk kesehatan negara dan diperkirakan akan menambah 625.000 orang ke dalam kumpulan donor.
“Nyawa orang Australia akan terselamatkan berkat keputusan penting yang telat ini,” kata Rodney Croome dari kampanye Let Us Give yang memperjuangkan perubahan ini.
Kepala Petugas Medis Lifeblood, Jo Pink, menyebut perubahan ini sebagai tonggak penting.
“Keamanan darah adalah dan akan selalu menjadi prioritas utama kami, tapi kami tahu aturan donor saat ini sangat menyulitkan banyak orang di komunitas LGBTQIA+… kami sadar itu berkontribusi pada stigma yang mereka hadapi,” ujarnya dalam pernyataan.
Sebelumnya, pria atau wanita transgender yang berhubungan seks dengan pria dalam tiga bulan terakhir dilarang mendonorkan darah atau plasma, begitu juga pekerja seks dan wanita yang berhubungan dengan pria biseksual.
Kini, sebagian besar orang dalam hubungan monogami selama 6 bulan atau lebih dengan satu pasangan akan memenuhi syarat untuk donor darah, terlepas dari gender atau orientasi seksualnya.
Di bawah aturan baru, Lifeblood tak lagi akan menanyakan pada pria apakah mereka berhubungan seks dengan pria dalam tiga bulan terakhir.
Sebaliknya, semua donor akan ditanya apakah mereka melakukan seks anal dengan pasangan baru atau berganti-ganti.
Jika jawabannya ya, mereka harus menunggu tiga bulan untuk donor darah namun tetap bisa donor plasma.
Orang yang mengonsumsi obat pencegahan HIV PrEP juga bisa mendonorkan plasma, meski masih dilarang donor darah.
Satu-satunya kelompok yang masih tak bisa donor plasma adalah mereka yang positif HIV atau memiliki pasangan dengan HIV.
Aturan donor plasma akan berlaku mulai 14 Juli, sementara pendekatan baru untuk donor darah akan diterapkan pada 2026.
Penelitian Lifeblood bersama Kirby Institute Universitas New South Wales menunjukkan perubahan aturan tak akan memengaruhi keamanan pasokan darah dan plasma.
Plasma khususnya melewati proses inaktivasi patogen yang menyaring virus dan bakteri, mengurangi risiko penularan infeksi ke pasien.
Permintaan global untuk plasma sedang mencapai rekor tertinggi dan terus naik, termasuk di Australia, sehingga Lifeblood berharap perubahan ini bisa meningkatkan pasokan yang sangat dibutuhkan.
Namun, peneliti Let Us Give Sharon Dane mengatakan meski perubahan ini disambut baik, aturan ini belum sesuai praktik terbaik global dan bisa membingungkan.
“Lifeblood dan TGA terlihat mengambil pendekatan lebih konservatif untuk donor darah utuh dibandingkan negara lain seperti Inggris, Kanada, dan AS.”
“Negara-negara itu hanya mensyaratkan hubungan monogami tiga bulan jika melakukan seks anal, bukan enam bulan seperti usulan Lifeblood.”
Laporan tambahan oleh Lana Lam