Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah menyerukan Israel untuk menyelidiki pembunuhan warga negara Amerika berusia 20 tahun, Sayfollah Musallet, yang dipukul hingga tewas oleh pemukim di Tepi Barat yang diduduki, dengan menyebut insiden itu sebagai "aksi terorisme".
Mike Huckabee, duta besar AS untuk Israel, mengatakan pada Selasa bahwa ia meminta Israel untuk "menyelidiki secara agresif" pembunuhan Musallet, yang lahir di Florida dan sedang mengunjungi keluarga ketika diserang di kota Palestina, Sinjil.
"Harus ada pertanggungjawaban atas tindakan kriminal dan terorisme ini," tulis Huckabee dalam unggahan media sosial. "Saif baru berusia 20 tahun."
Pernyataan diplomat AS itu tidak mendukung tuntutan keluarga Musallet agar Washington melakukan penyelidikan sendiri atas pembunuhan tersebut.
Para kritikus menyatakan Israel jarang meminta pertanggungjawaban pemukim atau tentaranya atas kekerasan terhadap warga Palestina. Musallet adalah warga AS kesembilan yang dibunuh Israel sejak 2022. Tak satu pun kasus sebelumnya berujung pada tuduhan pidana.
Namun, unggahan bernada keras ini menjadi sikap kritis langka dari Huckabee, pendukung setia Israel yang sebelumnya menyatakan, "Tidak ada yang namanya orang Palestina."
Seorang Palestina lain, diidentifikasi oleh petugas kesehatan sebagai Mohammed Shalabi, ditembak mati oleh pemukim dalam serangan yang sama yang menewaskan Musallet pada Jumat lalu.
Pemukim Israel semakin meningkatkan serangan terhadap komunitas Palestina di Tepi Barat sejak pecahnya perang di Gaza pada 2023.
Sering dilindungi militer Israel, para pemukim turun dari permukiman ilegal mereka ke kota-kota Palestina, merusak rumah, mobil, pertanian, dan menyerang siapa pun yang menghalangi.
Beberapa negara Barat, termasuk sekutu utama Israel, telah memberlakukan sanksi terhadap pejabat dan kelompok sayap kanan Israel terkait kekerasan pemukim.
Trump mencabut sanksi terkait serangan pemukim yang diberlakukan pendahulunya, Joe Biden, setelah kembali ke Gedung Putih awal tahun ini.
AS memberikan Israel bantuan miliar-an dolar setiap tahunnya.
Beberapa anggota Kongres belakangan menyerukan pertanggungjawaban atas Musallet.
Hakeem Jeffries, pimpinan Demokrat di DPR, menyebut pembunuhan Musallet "mengejutkan dan mengerikan".
"Pemerintah Israel harus menyelidiki tuntas pembunuhan ini dan meminta pertanggungjawaban para pemukim yang terlibat dalam kematian brutal Musallet sesuai hukum," katanya dalam pernyataan.
Anggota Kongres Maxwell Frost, yang mewakili wilayah di Florida, juga mengutuk "pembunuhan kejam" itu.
"Sebagai pembuat perdamaian yang diakui sendiri, Donald Trump memiliki kewajiban moral dan konstitusional untuk memerintahkan Departemen Luar Negeri melakukan penyelidikan mendalam—dan yang terpenting, menuntut keadilan penuh bagi pelaku tindakan keji ini," kata Frost.
"Negara kita harus menjamin perlindungan dan keamanan warga Amerika di luar negeri."
Pada Jumat, Israel menyatakan sedang "menyelidiki" kejadian di Sinjil, mengklaim kekerasan dimulai saat warga Palestina melempari batu ke kendaraan Israel.
"Menyusul kemudian, bentrokan kekerasan terjadi antara warga Palestina dan sipil Israel, termasuk perusakan properti, pembakaran, konflik fisik, dan pelemparan batu," kata militer Israel.
Namun, keluarga Musallet membantah narasi "bentrokan", menyatakan "gerombolan" pemukim mengepung pemuda Palestina-Amerika itu selama tiga jam dan menghalangi tim medis menjangkaunya.
Politisi Republik Florida umumnya diam soal pembunuhan Musallet. Kantor kedua senator negara bagian, Rick Scott dan Ashley Moody, tidak menanggapi permintaan komentar Al Jazeera.
Sejak Musallet tewas, Scott beberapa kali mengunggah dukungan untuk Israel.
Pada Selasa, Council on American-Islamic Relations (CAIR) mendesak Moody, Scott, Gubernur Florida Ron DeSantis, dan anggota Kongres Laurel Lee, yang mewakili Musallet, untuk mengutuk pembunuhan itu.
Kelompok advokasi itu menyebut keheningan para pejabat sebagai "keterlibatan", bukan netralitas.
"Ketika warga AS seperti Saif dibunuh di luar negeri, terutama oleh pemukim Israel yang didukung pemerintahnya, diam berarti mengirim pesan berbahaya: bahwa nyawa sebagian warga Amerika tak berarti," tulis CAIR. "Kami menuntut lebih baik."