AS akan menawarkan kesepakatan senjata senilai $100 miliar kepada Arab Saudi saat kunjungan Trump direncanakan: Laporan | Berita Senjata

Pakta tersebut bisa diumumkan selama perjalanan yang direncanakan Presiden AS Donald Trump ke Timur Tengah bulan depan.

Amerika Serikat siap menawarkan Arab Saudi paket senjata senilai lebih dari $100miliar, lapor agensi berita Reuters, mengutip enam sumber yang akrab dengan masalah tersebut.

Pakta tersebut dilaporkan sedang dalam proses menjelang perjalanan yang direncanakan oleh Presiden AS Donald Trump ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab bulan depan, Reuters melaporkan pada hari Kamis.

Kontraktor pertahanan terkemuka seperti Lockheed Martin, RTX Corp, Boeing, Northrop Grumman, dan General Atomics dilaporkan terlibat dalam penyediaan sistem senjata canggih, menurut Reuters, dan beberapa eksekutif dari perusahaan-perusahaan tersebut diharapkan akan bergabung dengan delegasi Trump untuk kunjungan tersebut.

Sumber yang dikutip oleh Reuters mengatakan kontraktor tersebut bisa melihat Riyadh dipasok dengan berbagai senjata termasuk pesawat transportasi C-130, rudal, dan sistem radar.

Namun, tidak mungkin Arab Saudi akan mendapatkan akses ke jet tempur F-35 dari Lockheed Martin. Hanya sejumlah negara tertentu yang bisa membeli F-35 dari AS, seperti sekutu NATO, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.

Bomber B-1B Angkatan Udara AS, di tengah, terbang dalam formasi dengan jet tempur F-35A Angkatan Udara Korea Selatan di atas Semenanjung Korea Selatan selama latihan udara bersama di Korea Selatan pada Maret 2023 [Handout/Kementerian Pertahanan Korea Selatan melalui AP Photo]

Pendahulu Trump, Presiden Joe Biden, mencoba tanpa berhasil untuk menandatangani pakta pertahanan baru dengan Arab Saudi dengan tujuan lebih luas untuk memperbaiki hubungan dengan Israel. Pakta Biden juga meminta Riyadh untuk membatasi investasi China dan menghentikan pembelian senjata dari Beijing, namun Reuters mengatakan tidak bisa memastikan apakah pakta yang diusulkan Trump akan meminta pembatasan serupa.

MEMBACA  WFP kehabisan bantuan pangan setelah blokade Israel selama tujuh minggu

Baik Gedung Putih maupun pejabat Saudi belum segera merespons permintaan komentar, namun seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada Reuters bahwa “kerjasama keamanan tetap menjadi komponen penting” dari hubungan AS-Arab Saudi. Tidak ada dari kontraktor pertahanan yang disebutkan oleh Reuters yang menjawab pertanyaan.

Meskipun AS telah lama memasok senjata kepada Arab Saudi, penjualan menurun pada tahun 2018 setelah pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi. Pada tahun 2021, Kongres AS melarang penjualan senjata ofensif ke Arab Saudi setelah pembunuhan tersebut dan keterlibatan Riyadh dalam perang di Yaman.

Pemerintahan Biden mulai melonggarkan sikapnya terhadap Arab Saudi pada tahun 2022 setelah invasi Rusia ke Ukraina mempengaruhi pasokan minyak global, dan larangan penjualan senjata ofensif dicabut pada tahun 2024 karena Arab Saudi dianggap sebagai mitra kunci oleh AS dalam rekonstruksi pasca perang di Gaza.