Israel dan Iran Terlibat Pertukaran Rudang yang Meningkat, Saling Serang Infrastruktur Keamanan dan Ekonomi
Eskalasi saat ini dimulai setelah Israel melancarkan serangan pada Jumat pagi yang melibatkan 200 jet tempur, menghantam puluhan target nuklir, militer, dan infrastruktur di seluruh Iran, termasuk fasilitas nuklir utama di Natanz.
Serangan ini terjadi di tengah negosiasi berlangsung antara Iran dan Amerika Serikat, sekutu kunci Israel, mengenai program nuklir Iran yang menurut Tehran hanya untuk tujuan sipil.
Gelombang serangan pertama Israel menewaskan setidaknya empat komandan senior Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) serta beberapa ilmuwan nuklir. Israel mengklaim serangan ini bertujuan untuk melumpuhkan kemampuan Iran dalam membangun bom nuklir—dan merespons secara militer melalui lengan kekuatan keamanannya, yaitu IRGC.
Tapi siapa sebenarnya yang menjadi sasaran Israel, dan apa itu IRGC?
Siapa yang Tewas?
Serangan pada Jumat menewaskan sejumlah pemimpin militer senior, termasuk:
– Hossein Salami, kepala Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC)
– Mohammad Bagheri, kepala staf Angkatan Bersenjata Iran
– Gholamali Rashid, komandan Markas Pusat Khatam al-Anbiya
– Amir Ali Hajizadeh, komandan Pasukan Dirgantara IRGC
(Al Jazeera)
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei telah menunjuk Abdolrahim Mousavi menggantikan Bagheri sebagai kepala staf angkatan bersenjata, Ahmad Vahidi mengambil posisi Salami sebagai pimpinan IRGC, dan Majid Mousavi menggantikan Hajizadeh sebagai kepala pasukan udara IRGC.
Secara terpisah, media pemerintah Nour News menyatakan penasihat senior Khamenei, Ali Shamkhani, “luka parah”. Shamkhani tengah memimpin upaya diplomatik Iran dengan AS.
Enam ilmuwan nuklir Iran juga tewas.
Apa Itu IRGC?
Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) adalah cabang militer Iran, dibentuk setelah Revolusi Iran 1979. Beroperasi di samping angkatan darat biasa, IRGC bertanggung jawab langsung kepada Ayatollah Ali Khamenei dan memainkan peran sentral dalam pertahanan Iran, operasi luar negeri, dan pengaruh regional.
Dengan sekitar 190.000 personel aktif (dan lebih dari 600.000 termasuk cadangan), IRGC mengawasi program rudal balistik dan nuklir Iran serta mendukung kelompok proksi di seluruh Timur Tengah.
IRGC ditetapkan sebagai organisasi “teroris” asing oleh AS pada 2019—merupakan kali pertama AS menggunakan sebutan itu terhadap bagian pemerintah negara lain.
Di luar peran militernya, IRGC sangat tertanam dalam struktur politik dan ekonomi Iran.
Lokasi yang Disasar Israel
Serangan Israel pada Jumat menargetkan lokasi-lokasi berikut:
– Ibu kota Tehran dan situs militer di sekitarnya.
– Kota Natanz, di mana ledakan dilaporkan terjadi di fasilitas pengayaan uranium utama.
– Kota Tabriz, dengan ledakan di dekat pusat penelitian nuklir dan dua pangkalan militer.
– Kota Isfahan, selatan Tehran.
– Kota Arak, barat daya Tehran.
– Kota Kermanshah, di mana fasilitas bawah tanah penyimpanan rudal balistik dihantam dekat perbatasan Irak.
Iran menyatakan serangan awal Israel menewaskan setidaknya 80 orang dan melukai lebih dari 320 lainnya. Sejak Sabtu, sedikitnya 480 orang lagi terluka. Korban tewas termasuk 20 anak-anak.
Fasilitas Nuklir Natanz Rusak
Salah satu target utama Israel adalah fasilitas nuklir Natanz—situs pengayaan uranium terbesar di Iran, terletak di Provinsi Isfahan.
Bagian atas tanah dari pabrik pengayaan bahan bakar, di mana uranium diperkaya hingga 60 persen, hancur menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Infrastruktur listrik kunci seperti gardu induk, gedung pasokan utama, suplai darurat, serta generator cadangan juga hancur. Tidak ada serangan langsung ke ruang kaskade bawah tanah, tetapi kehilangan daya mungkin merusak sentrifug yang digunakan untuk pengayaan uranium.
Tingkat radiasi di luar fasilitas tetap normal, meski ada kontaminasi radiologis dan kimia di dalam yang masih bisa dikendalikan dengan perlindungan tepat.
“Saat ini, otoritas Iran menginformasikan serangan ke dua fasilitas lain, yaitu pabrik pengayaan bahan bakar Fordow dan di Isfahan,” kata kepala IAEA, Rafael Grossi, kepada Dewan Keamanan PBB pada Jumat.
Serangan Israel ke Minyak dan Gas Iran
Pada Sabtu, Iran sebagian menangguhkan produksi gas di ladang terbesarnya, South Pars, setelah serangan Israel memicu kebakaran.
Api, yang kini telah dipadamkan, muncul di salah satu dari empat unit di fase 14 ladang gas, menghentikan produksi 12 juta meter kubik gas. South Pars, terletak di Provinsi Bushehr, adalah kunci produksi Iran dan berbagi dengan Qatar, yang menyebutnya North Field.
Iran juga mengonfirmasi serangan Israel ke pabrik gas Fajr Jam sekitar 65 km barat laut South Pars.
(Al Jazeera)
Iran Tembakkan Rudal ke Israel
Sebagai respons terhadap serangan Israel, Iran meluncurkan drone dan rudal balistik ke Israel, dengan beberapa menghantam sasaran di darat.
Korban tewas dari serangan Iran ke Israel meningkat menjadi 10, dengan lebih dari 200 luka-luka menurut otoritas Israel. Beberapa orang masih hilang setelah serangan puluhan rudal Iran menerangi langit Yerusalem dan Tel Aviv semalam.
Israel berhasil mencegat banyak rudal Iran yang ditujukan ke wilayahnya, tapi tidak semuanya, dengan beberapa menyebabkan kerusakan besar dan korban di seluruh negeri.
Pertahanan udara Israel sebagian besar mengandalkan sistem Iron Dome, yang dilengkapi radar pendeteksi proyektil masuk beserta kecepatan dan arahnya.
Sistem lain mencegat rudal jarak menengah dan panjang. David’s Sling mencegat rudal dengan jarak 40–300 km.
**Sistem Arrow** mampu mencegat misil dengan jangkauan hingga 2.400 km (1.491 mil).
*(Al Jazeera)*
Pemimpin Tertinggi Iran, Khamenei, menyatakan bahwa Israel “harus bersiap menerima hukuman berat” atas pembunuhan sejumlah perwira tinggi militer dan ilmuwan.
Dalam pesannya di TV nasional, ia menegaskan, Israel “jangan mengira ini selesai hanya karena mereka menyerang dan berhenti.”
“Tidak. Mereka yang memulai dan memicu perang ini. Kami tak akan biarkan mereka lolos tanpa konsekuensi dari kejahatan besar yang mereka lakukan,” ujar Khamenei.
*Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berbicara dalam pertemuan di Tehran, Iran, 20 Mei 2025 [Reuters]*
Setelah puluhan tahun permusuhan dan konflik secara tak langsung, ini pertama kalinya Israel dan Iran saling serang dengan intensitas tinggi, memicu kekhawatiran bakal terjadinya konflik berkepanjangan yang bisa melanda kawasan.