Ketua komite pengawas intelijen parlemen Jerman memperingatkan agar tidak terbuai oleh rasa aman yang palsu di bandara-bandara Jerman, menyusul insiden drone terbaru di beberapa bandara Denmark.
Marc Henrichmann, anggota parlemen dari partai konservatif Kanselir Friedrich Merz, kepada grup media Funke dalam pernyataan yang diterbitkan Kamis, menyatakan bahwa bandara merupakan titik krusial infrastruktur kritikal dan semakin sering menjadi sasaran serangan hybrid, mulai dari penerbangan drone hingga serangan siber.
“Kita tidak boleh terbuai oleh rasa aman yang keliru, tetapi harus menjadi lebih tangguh dan merespon lebih cepat,” ujarnya. Henrichmann juga mencatat bahwa Jerman tertinggal dalam mengamankan infrastruktur sensitif seperti bandara.
Drone telah terlihat di sejumlah bandara di Denmark belakangan ini. Otoritas Denmark menyatakan mereka belum memiliki bukti jelas yang mengidentifikasi pelakunya, meskipun Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen tidak menutup kemungkinan keterlibatan Rusia. Kremlin telah membantah memiliki koneksi apapun dengan insiden ini.
Menteri Dalam Negeri Jerman Alexander Dobrindt mengumumkan rencana di parlemen pada hari Kamis untuk memperkuat kapabilitas pertahanan drone dan mereformasi Undang-Undang Keamanan Penerbangan.
Ahli keamanan Konstantin von Notz dari Partai Hijau mengkritik Dobrindt atas “kegagalan masif” dalam hal pertahanan drone. Ia menyerukan peningkatan deteksi dan tindakan-tandukan, dengan melibatkan polisi negara bagian dan federal, militer, serta agen-agen intelijen, yang dikoordinasikan melalui sebuah dewan keamanan nasional yang akan dibentuk di kantor kanselir.