Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Robert F Kennedy Jr mengumumkan bahwa Amerika Serikat tidak akan lagi berkontribusi pada Gavi, program kesehatan global yang telah memvaksinasi lebih dari satu miliar anak termiskin di dunia.
Dalam video yang ditayangkan di acara penggalangan dana Gavi di Brussels pada Rabu, Kennedy menyatakan bahwa kelompok tersebut memberikan rekomendasi yang dipertanyakan seputar vaksin COVID-19. Ia juga menyuarakan kekhawatiran tentang vaksin difteri-tetanus-pertusis sel utuh (DTPw), meski tidak memberikan bukti untuk mendukung ketakutannya.
“Saya menyerukan agar Gavi hari ini mendapatkan kembali kepercayaan publik dan membenarkan $8 miliar yang telah Amerika berikan sejak 2001,” ujar Kennedy dalam video tersebut.
Kennedy menambahkan bahwa Gavi harus mempertimbangkan semua ilmu yang tersedia sebelum berinvestasi dalam vaksin. “Sampai itu terjadi, AS tidak akan berkontribusi lebih,” tegasnya.
Rincian video itu pertama kali dilaporkan oleh Politico dan kemudian oleh Reuters.
Gavi dalam pernyataan resminya menyebut bahwa keamanan adalah prioritas utama mereka dan mereka berpedoman pada rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pernyataan itu juga menegaskan keyakinan penuh terhadap vaksin DTPw, yang disebut telah membantu mengurangi angka kematian anak hingga separuh di negara-negara yang didukungnya sejak 2000.
“Vaksin DTPw telah diberikan kepada jutaan anak di seluruh dunia selama puluhan tahun dan diperkirakan menyelamatkan lebih dari 40 juta nyawa dalam 50 tahun terakhir,” jelas pernyataan itu.
Pemerintahan Presiden Donald Trump sebelumnya telah mengisyaratkan rencana pemotongan dana AS untuk Gavi, sekitar $300 juta per tahun, sebagai bagian dari penarikan bantuan internasional yang lebih luas.
Kelompok advokasi mendesak AS untuk membatalkan keputusannya. “Klaim Kennedy bahwa Gavi mengabaikan sains sama sekali salah,” tulis organisasi nirlaba Public Citizen dalam pernyataannya.
“Rekomendasi Gavi didasarkan pada bukti global dan ditinjau oleh para ahli independen. Pernyataannya hanya memicu disinformasi yang telah menyebabkan wabah campak mematikan dan kembalinya penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dengan vaksin, termasuk polio.”
Kennedy, yang lama dikenal skeptis terhadap vaksin, telah mengguncang dunia medis AS sejak menjabat pada Februari. Ia mempertanyakan kemungkinan kaitan antara autisme dan vaksin, meski banyak penelitian menunjukkan tidak ada hubungan.
Awal bulan ini, Kennedy memecat seluruh 17 anggota panel ahli vaksin di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), yang dikenal sebagai Komite Penasihat Praktik Imunisasi (ACIP).
Komite yang berdiri 60 tahun lalu ini bertugas meninjau data dan memberi rekomendasi tentang penerima vaksin. Rekomendasi ini kemudian memengaruhi cakupan vaksin oleh asuransi kesehatan. Dari delapan anggota baru Kennedy, sekitar setengahnya dikenal menentang vaksin.
Penasihat Vaksin Baru Kennedy Gelar Pertemuan Perdana
Komite yang baru dibentuk itu bertemu pertama kali pada Rabu, di bawah pengawasan ketat para ahli medis yang khawatir tentang akses warga AS terhadap vaksin penyelamat nyawa. Namun, konflik sudah mulai muncul dalam dan di sekitar panel tersebut.
Sebelum pertemuan dua hari itu, ilmuwan pemerintah menyiapkan materi yang menyebut vaksinasi sebagai “perlindungan terbaik” selama kehamilan—dan menyatakan mayoritas anak yang dirawat karena COVID-19 dalam setahun terakhir tidak divaksin.
Namun, saran itu bertentangan dengan Kennedy. Menteri Kesehatan itu telah mengumumkan bahwa vaksin COVID-19 tidak lagi direkomendasikan untuk anak sehat atau ibu hamil, dan penasihat barunya tidak dijadwalkan untuk memberikan suara minggu ini.
COVID-19 tetap menjadi ancaman kesehatan publik, menyebabkan 32.000 hingga 51.000 kematian dan lebih dari 250.000 rawat inap sejak musim gugur lalu, menurut CDC.
Panel baru Kennedy juga kehilangan satu dari delapan anggotanya tepat sebelum pertemuan Rabu. Michael Ross, dokter kandungan asal Virginia, mengundurkan diri, menyisakan tujuh anggota. Pemerintahan Trump menyatakan Ross mundur saat proses peninjauan biasa terhadap aset keuangan anggota.
Pertemuan itu dibuka saat Akademi Pediatri Amerika mengumumkan akan terus menerbitkan jadwal vaksinasi anak secara independen dari ACIP, menyebut proses ACIP “tidak lagi kredibel.”
Rekomendasi ACIP biasanya diserahkan ke direktur CDC, yang hampir selalu diterima dan digunakan asuransi untuk menentukan cakupan vaksin. Namun, CDC saat ini tidak memiliki direktur, sehingga rekomendasi diserahkan ke Kennedy—yang belum bertindak atas beberapa rekomendasi ACIP pada April lalu.
Terpisah, pada Rabu, sidang Senat dimulai untuk calon direktur CDC pilihan Trump, Susan Monarez. Dalam sidang, ia menyatakan belum melihat bukti kaitan vaksin-autisme dan akan menyelidiki keputusan pemotongan dana Gavi.
“Saya percaya kesiapan keamanan kesehatan global adalah kegiatan kritis bagi AS,” katanya.
“Kita perlu terus mendukung pemanfaatan vaksin.”