Ambisi Takaichi Jadi Perdana Menteri Perempuan Pertama Jepang Diragukan

Ketua LDP sebut kolaps koalisi ‘sangat disayangkan’ saat partai menghadapi defisit 37 kursi dari mayoritas parlemen.

Diterbitkan Pada 10 Okt 2025

Klik untuk membagikan di media sosial

Partai Komeito Jepang mengumumkan pengunduran dirinya dari koalisi dengan Partai Demokrat Liberal (LDP), bersamaan dengan pemimpin baru terpilih Sanae Takaichi yang menanti pemungutan suara parlemen untuk mengukuhkannya sebagai perdana menteri perempuan pertama Jepang—sebuah posisi yang kini dalam bahaya.

Tetsuo Saito, pemimpin Partai Komeito, menyatakan kepada anggotanya pada Jumat bahwa kemitraan selama 26 tahun itu runtuh karena penjelasan LDP yang “tak memadai” mengenai penanganan skandal dana politik yang telah mengguncang kelompok berkuasa.

Rekomendasi Cerita

Ia menegaskan Komeito tidak akan mendukung Takaichi dalam pemungutan suara parlemen yang dijadwalkan akhir bulan ini. Menanggapi hal tersebut, Takaichi menyatakan keruntuhan koalisi pemerintahan tersebut “sangat disayangkan”.

“Kami telah bekerja sama selama 26 tahun terakhir, termasuk saat kami tidak berkuasa. Hubungan ini harus berakhir seperti ini sangatlah disayangkan,” ujar ketua LDP mengenai mitra kecilnya, Komeito.

Takaichi, yang dipilih LDP sebagai pemimpin baru pada Sabtu dan condong ke sayap kanan partai, kini kekurangan 37 kursi untuk mencapai mayoritas di majelis rendah parlemen. Tanpa Komeito, ia memerlukan dukungan setidaknya dua partai lain untuk mengesahkan undang-undang.

Partai-partai oposisi dapat mengajukan kandidat mereka sendiri ketika parlemen bersidang untuk memilih perdana menteri berikutnya.

Kandidat manapun yang meraih mayoritas sederhana pada putaran pertama dinyatakan menang. Jika tidak, dua kandidat dengan suara terbanyak akan melaju ke putaran kedua.

LDP juga menjadi minoritas di majelis tinggi parlemen yang kurang berpengaruh. Partai ini telah memerintah Jepang hampir sepanjang periode pasca-perang.

MEMBACA  Perdana Menteri Spanyol akan bersaksi dalam penyelidikan yang menuduh korupsi istrinya.

Pemilihan Takaichi sebagai pemimpin LDP pekan lalu meredam ekspektasi pasar mengenai kenaikan suku bunga dalam waktu dekat, mendorong saham lebih tinggi dan melemahkan yen.

Ia dikenal atas dukungan kuatnya terhadap kebijakan stimulus “Abenomics” mantan Perdana Menteri Shinzo Abe.

Kepergian Komeito berpotensi memicu pembalikan dari apa yang disebut “Takaichi trade,” yang sebelumnya didorong oleh optimisme investor terhadap stimulus fiskal.