Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mengambil kepemilikan saham dalam kontraktor pertahanan domestik, termasuk perusahaan kedirgantaraan Lockheed Martin.
Pada hari Selasa, Menteri Perdagangan Howard Lutnick memberikan isyarat mengenai kemungkinan investasi pemerintah dalam perusahaan tersebut seraya membela dorongan Trump untuk peran yang lebih besar dalam dunia usaha.
“Mereka sedang memikirkannya,” kata Lutnick kepada outlet berita CNBC ketika ditanya apakah pemerintahan sedang mempertimbangkan untuk mengambil bagian dalam perusahaan-perusahaan seperti Lockheed Martin, Boeing, atau Palantir Technologies.
Meskipun Lutnick menyebutkan pimpinan Pentagon sebagai sumber informasinya, ia juga menandaskan bahwa kesepakatan masih jauh dari tahap finalisasi.
“Masih perlu banyak pembicaraan mengenai, bagaimana cara kita membiayai akuisisi munisi kami?” ujar Lutnick.
Namun demikian, ia berargumen bahwa beberapa bisnis swasta merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah AS. “Ada diskusi yang sangat intens tentang pertahanan,” jelasnya. “Lockheed Martin memperoleh 97 persen pendapatannya dari pemerintah AS. Mereka pada dasarnya adalah lengan dari pemerintah AS.”
Pernyataan Lutnick ini muncul setelah pemerintahan Trump mengumumkan pekan lalu bahwa mereka telah mengambil alih 10 persen saham di raksasa chip semikonduktor Intel yang sedang bersusah payah.
Sejak menjabat untuk periode kedua, Trump berupaya meningkatkan investasi AS di beberapa industri kunci, dari baja hingga teknologi, yang memicu pertanyaan apakah Partai Republik mulai menjauh dari platform “pemerintah kecil” yang sering dikaitkan dengan mereka.
Lockheed Martin, yang sahamnya naik 1,6 persen pascapernyataan tersebut, menanggapi komentar Lutnick dengan mengatakan, “Kami terus melanjutkan hubungan kerja yang kuat dengan Presiden Trump dan pemerintahannya untuk memperkuat pertahanan nasional kami.”
Boeing menolak berkomentar, sementara Palantir tidak menanggapi permintaan komentar. Saham Boeing naik 2,8 persen. Sementara itu, Palantir membalikkan penurunan kecil awal sekitar 1 persen pascapernyataan itu, dan pada tengah hari, perdagangan sahamnya naik 1,4 persen.
Komentar Lutnick merupakan contoh terbaru dari intervensi agresif Gedung Putih di sektor swasta.
Langkah-langkah seperti ini secara historis hanya dilakukan pada masa perang, atau untuk menyelamatkan perusahaan domestik yang strategis namun sedang berjuang di masa tekanan ekonomi.
William Hartung, seorang peneliti senior di Quincy Institute for Responsible Statecraft, sebuah lembaga think tank, menggambarkan langkah ini sebagai ide yang buruk.
Dia menjelaskan bahwa hal itu mungkin “mendorong pemerintah untuk mengutamakan kesuksesan finansial Lockheed Martin di atas pertimbangan strategis yang lebih penting”.
“Kita membutuhkan jarak yang sehat antara pemerintah dan perusahaan yang seharusnya mereka awasi,” tambahnya.
Kepemilikan Pemerintah yang Semakin Besar dalam Perusahaan Swasta
Tapi terlepas dari suara-sumiringan kritik, pemerintahan Trump terus melanjutkan langkahnya untuk mengumpulkan saham di berbagai industri.
Pada hari Jumat, diumumkan bahwa Intel telah menjual 10 persen saham dalam bisnis pembuatan chipnya kepada pemerintah. Dan pada bulan Juni, pemerintahan Trump turut campur untuk menyelesaikan pembelian US Steel oleh Nippon Steel, mengambil apa yang disebut Trump sebagai “saham emas” yang memberikan pengaruh kepada Washington atas operasionalnya.
Pemerintah juga mengakuisisi saham di MP Materials, sebuah perusahaan logam tanah jarang, dan memediasi kesepakatan dengan perusahaan teknologi Nvidia dan AMD untuk mengambil 15 persen dari pendapatan mereka dari penjualan chip ke Tiongkok yang sebelumnya dilarang.
Pada hari Senin, Trump mengatakan ia ingin melakukan lebih banyak investasi pemerintah AS dalam perusahaan-perusahaan AS yang sehat, meskipun para kritikus memperingatkan bahwa peran seperti itu bagi pemerintah dapat membatasi strategi korporat dan kelincahan pasar. Para kritikus juga mempertanyakan dampaknya pada konsumen.
Tingkat intervensi pemerintah federal yang tidak biasa dalam perekonomian telah menciptakan aliansi yang tak terduga. Senator Vermont yang beraliran kiri, Bernie Sanders, misalnya, mendukung pengambilalihan saham di Intel.
“Jika perusahaan chip micro memperoleh keuntungan dari hibah yang murah hati yang mereka terima dari pemerintah federal, wajib pajak Amerika berhak atas pengembalian yang wajar dari investasi tersebut,” kata Sanders kepada kantor berita Reuters pekan lalu.
Lutnick pada hari Selasa mengatakan bahwa perusahaan yang membutuhkan bantuan federal harus siap berurusan dengan Trump.
“Jika sebuah perusahaan datang kepada pemerintah Amerika Serikat dan berkata, ‘Kami butuh bantuan Anda, kami ingin mengubah segalanya’… Saya pikir itu adalah pertanyaan antara CEO dan presiden Amerika Serikat apakah dia akan mendengarkan mereka dan mengubah aturan,” katanya kepada CNBC, mengutip kesepakatan Nvidia.
“Jika kami menambah nilai fundamental untuk bisnis Anda, saya pikir adil bagi Donald Trump untuk memikirkan rakyat Amerika.”