Gambar Warren Buffett oleh Kent Sievers via Shutterstock
Warren Buffett, ketua dan CEO Berkshire Hathaway (BRK.B) (BRK.A), terkenal karena kemampuannya menggabungkan analisis keuangan tajam dengan cerita yang mudah diingat. Dalam surat untuk pemegang saham tahun 1981, Buffett memberikan metafora yang jelas untuk menggambarkan bahaya optimisme berlebihan saat akuisisi:
"Banyak manajemen sepertinya terlalu terpengaruh dongeng di masa kecil mereka, di mana pangeran tampan yang terkurung dilepaskan dari tubuh kodok oleh ciuman putri cantik. Akibatnya, mereka yakin ciuman manajerial mereka akan mengubah nasib Perusahaan T(arget)."
Dia melanjutkan, "Dengan kata lain, investor selalu bisa beli kodok dengan harga kodok. Tapi kalau investor mendanai putri yang mau bayar dua kali lipat demi hak mencium kodok, ciuman itu harus benar-benar dahsyat. Kami sudah lihat banyak ciuman, tapi sangat sedikit keajaiban. Namun, banyak putri manajerial tetap percaya diri dengan kekuatan ciuman mereka—bahkan setelah halaman perusahaan mereka penuh kodok yang tidak bereaksi."
Analogi ini bukan sekadar bahasa yang menarik; itu menggambarkan skeptisisme Buffett terhadap merger dan akuisisi dengan harga mahal. Selama kariernya, Buffett melihat banyak eksekutif yang percaya bahwa kepemimpinan mereka bisa mengubah perusahaan yang kurang bagus jadi pemimpin pasar hanya dengan usaha manajerial. Optimisme "pangeran dan kodok" ini, menurutnya, sering bikin perusahaan bayar terlalu mahal dan hasilnya mengecewakan pemegang saham.
Otoritas Buffett dalam hal ini datang dari puluhan tahun investasi disiplin dan alokasi modal. Sejak memimpin Berkshire Hathaway, dia menghindari membangun kerajaan dan lebih fokus pada investasi yang punya nilai intrinsik. Daripada mengejar kesepakatan demi pertumbuhan atau prestise, Buffett selalu mengutamakan bisnis dengan fundamental kuat, manajemen kompeten, dan harga beli wajar. Pendekatannya beda dengan kebiasaan perusahaan yang mengejar akuisisi sebagai cara cepat berkembang, tanpa peduli apakah ekonominya masuk akal.
Pesan dari surat pemegang saham 1981 ini tetap relevan di era merger aktif atau pasar yang terlalu bersemangat. Peringatan Buffett bahwa "investor selalu bisa beli kodok dengan harga kodok" mengingatkan bahwa pasar saham sudah menawarkan akses langsung ke banyak bisnis dengan harga wajar, tanpa perlu akuisisi mahal dan spekulatif. Ketika perusahaan bayar premi besar demi harapan perubahan ajaib, peluang suksesnya kecil.
Cerita Berlanjut
Pengaruh Buffett yang abadi berasal dari kemampuannya menyederhanakan kebenaran keuangan yang rumit menjadi pelajaran mudah dipahami. Analogi dongengnya masih relevan bagi investor dan eksekutif, menunjukkan pentingnya kerendahan hati, disiplin, dan realisme dalam strategi perusahaan. Meski pasar berubah dan peluang baru muncul, nasihat Buffett tetap jelas: substansi ekonomi, bukan keberanian manajerial, adalah dasar nilai yang tahan lama.
Pada tanggal publikasi, Caleb Naysmith tidak memiliki (langsung maupun tidak langsung) posisi dalam sekuritas yang disebut di artikel ini. Semua informasi dan data dalam artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Artikel ini awalnya diterbitkan di Barchart.com.