WASHINGTON (AP) — Mantan pejabat federal dan pakar sudah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa pemotongan staf besar-besaran Presiden Donald Trump di National Weather Service (NWS) bisa membahayakan nyawa.
Setelah hujan deras dan banjir bandang melanda Texas Hill Country Jumat lalu, NWS dapat kritik dari pejabat lokal yang menyebut prakiraan cuaca tidak memadai. Meski begitu, kebanyakan di negara bagian yang dikontrol Partai Republik tidak langsung menyalahkan pemotongan staf Trump. Sementara Demokrat dengan cepat menghubungkan pengurangan staf dengan bencana yang menewaskan setidaknya 80 orang, termasuk puluhan anak perempuan dan konselor di perkemahan musim panas di tepi Sungai Guadalupe.
Kantor NWS yang bertanggung jawab untuk wilayah itu punya lima staf saat badai mulai terbentuk di Texas Kamis malam, jumlah biasa untuk shift malam saat cuaca buruk diperkirakan. Pejabat NWS sekarang dan dulu membela lembaga itu, menunjuk peringatan banjir bandang yang dikeluarkan sebelum sungai meluap.
"Ini layanan luar biasa dengan mengeluarkan peringatan banjir bandang katastrofik pertama dan ini tunjuk kesadaran meteorolog yang bertugas di kantor NWS," kata Brian LaMarre, yang pensiun April lalu sebagai kepala meteorolog di kantor prakiraan NWS Tampa, Florida.
Pertanyaan tentang koordinasi
Tapi masih ada pertanyaan soal koordinasi antara NWS dan pejabat lokal malam bencana itu. Pemerintahan Trump sudah memotong ratusan pekerjaan di NWS, dengan staf berkurang minimal 20% di hampir separuh dari 122 kantor lapangan NWS secara nasional, dan setidaknya enam kantor tidak lagi beroperasi 24 jam. Ratusan ahli prakiraan berpengalaman dan manajer senior didorong untuk pensiun dini.
Situs web untuk kantor NWS Austin/San Antonio, yang mencakup wilayah terdampak keras seperti Kerr County, tunjuk enam dari 27 posisi kosong. Salah satunya adalah manajer kunci yang bertugas mengeluarkan peringatan dan berkoordinasi dengan petugas darurat lokal.
Senin lalu, Demokrat mendesak pemerintahan Trump untuk jelaskan detail pemotongan. Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer minta pemerintahan lakukan penyelidikan apakah kekurangan staf berkontribusi pada "kehilangan nyawa katastrofik" di Texas.
Sementara itu, Trump bilang pemotongan pekerjaan tidak ganggu prakiraan cuaca. "Ini terjadi dalam hitungan detik. Tidak ada yang menduga," katanya.
Peringatan mantan pejabat
Mantan pejabat dan pakar bilang pemotongan staf Trump di NWS dan lembaga cuaca lain akan bikin hilangnya ahli-ahli penting, sehingga ancam kemampuan pemerintah untuk keluarkan prakiraan tepat waktu.
"Kondisi ini bisa sampai ke titik yang berbahaya," kata Louis Uccellini, mantan direktur NWS. "Staf kelelahan, bekerja sepanjang malam dan siang karena shift berikutnya kurang orang. Ini bisa bikin elemen penting prakiraan terlewat."
Trump keluarkan serangkaian perintah eksekutif awal tahun ini untuk lakukan pemotongan staf besar-besaran di lembaga federal tanpa pengawasan Kongres.
Meski Elon Musk sudah keluar dari pemerintahan dan bertengkar dengan Trump, pemotongan staf tetap berlaku dan mengacaukan hidup ribuan pegawai federal.
Kekhawatiran soal prakiraan badai
Beberapa pakar khawatir pemotongan staf bisa bikin sistem prakiraan cuaca jadi tidak merata, di mana data satelit masih dibiayai pemerintah tapi prakiraan dan peringatan cuaca buruk diserahkan ke layanan swasta.
"Mereka akan layani komunitas kecil di Maine, misalnya?" tanya D. James Baker, mantan kepala NOAA. "Kalau NOAA dipotong tanpa tahu bagaimana prakiraan akan terus diberikan, ini berbahaya."
Meski National Hurricane Center di Miami belum kena pemotongan staf besar-besaran, beberapa ahli meteorologi khawatir dengan musim badai tahun ini.
Di siaran tidak biasa tanggal 3 Juni, meteorolog TV John Morales peringatkan pemirsa bahwa pemotongan staf Trump berarti dia mungkin tidak bisa berikan prakiraan badai seakurat dulu. Dia minta pemirsa di Miami hubungi anggota Kongres mereka.
"Akurasu prakiraan mulai menurun," kata Morales. "Kita mungkin tidak tahu seberapa kuat badai sebelum sampai ke pantai."