Ditulis oleh Jonathan Stempel
NEW YORK (Reuters) – Visa dan Mastercard umumkan perjanjian baru dengan para pedagang. Para pedagang ini sebelumnya menuduh kedua perusahaan kartu itu menarik biaya terlalu mahal untuk menerima kartu kredit mereka. Hal ini terjadi setelah seorang hakim menolak kesepakatan sebelumnya yang bernilai 30 miliar dolar karena dianggap tidak cukup baik.
Perjanjian yang diumumkan hari Senin ini akan mengakhiri gugatan hukum yang sudah berjalan selama 20 tahun. Dalam gugatan itu, para pebisnis menuduh Visa, Mastercard, dan bank-bank bekerja sama melanggar hukum anti monopoli AS. Salah satu caranya adalah melalui penarikan biaya "swipe" untuk memproses transaksi.
Perjanjian ini, yang masih butuh persetujuan pengadilan, meminta Visa dan Mastercard untuk menurunkan biaya swipe. Saat ini biayanya biasanya 2% sampai 2,5%. Mereka harus menurunkannya sebesar 0,1 poin persentase selama lima tahun.
Pedagang akan diizinkan untuk memilih apakah akan menerima kartu dari AS dalam kategori tertentu. Kategori itu termasuk kartu komersil, kartu konsumen premium (seperti banyak kartu "rewards" yang populer), dan kartu konsumen standar.
Tarif untuk kartu konsumen standar akan dibatasi sampai 1,25% sampai perjanjiannya berakhir. Pedagang juga dapat lebih banyak pilihan untuk menambah biaya tambahan ketika pelanggan bayar pakai kartu kredit.
Biaya swipe, yang juga dikenal sebagai biaya pertukaran, totalnya mencapai 111,2 miliar dolar AS pada tahun 2024. Angka ini naik dari 100,8 miliar dolar pada tahun 2023 dan empat kali lipat lebih tinggi dari level tahun 2009. Data ini menurut National Retail Federation, kelompok dagang ritel terbesar di AS.
Visa mengatakan perjanjian ini memberikan "kelegaan yang berarti" bagi pedagang "dari semua ukuran". Mereka juga mendapat "lebih banyak fleksibilitas dan pilihan untuk mengontrol cara mereka terima pembayaran dari pelanggan."
Mastercard mengatakan pedagang kecil terutama akan dapat manfaat dari fleksibilitas lebih, biaya lebih rendah, dan aturan lebih sederhana. Mereka bilang bisnis dan konsumen akan menikmati "pengalaman pembayaran yang lebih baik."
Kedua perusahaan tidak mengakui kesalahan apapun dalam menyetujui perjanjian ini.
BEBERAPA PEDAGANG MUNGKIN AKAN TOLAK PERJANJIAN
Perjanjian ini membutuhkan persetujuan dari Hakim Pengadilan Distrik AS, Margo Brodie, di Brooklyn. Dialah yang menolak kesepakatan 30 miliar dolar pada Juni 2024 lalu.
Kesepakatan yang lama itu seharusnya akan menurunkan biaya swipe sekitar 0,07 poin persentase selama lima tahun, dan juga memberikan lebih banyak ruang bagi pedagang untuk menambah biaya tambahan.
Tapi sang hakim mengatakan biayanya akan tetap tinggi. Penghematan 6 miliar dolar per tahun untuk pedagang dinilai "terlalu kecil" dibandingkan dengan berapa banyak yang masih bisa ditagih oleh Visa dan Mastercard.
Dia juga mengkritik perjanjian lama karena masih mewajibkan pedagang dengan aturan "Honor All Cards". Aturan itu mengharuskan mereka terima semua kartu Visa dan Mastercard, atau tidak sama sekali.
Pedagang juga sudah lama menuduh Visa dan Mastercard memberlakukan aturan "anti-steering". Aturan ini mencegah bisnis untuk mengarahkan pelanggan ke cara pembayaran yang lebih murah.
Beberapa pedagang dan kelompok dagang kemungkinan akan menentang perjanjian terbaru ini. Beberapa di antaranya sudah menyatakan penolakan setelah The Wall Street Journal melaporkan garis besar perjanjiannya pada hari Sabtu.
Merchants Payments Coalition mengatakan pengurangan biayanya "sangat kecil". Mereka juga bilang Visa dan Mastercard akan tetap bebas untuk naikkan biaya tanpa batasan begitu potongan sementara waktunya habis.
Mereka juga mengatakan pedagang "tidak punya pilihan" selain menerima kartu rewards, yang mencakup 85% dari semua kartu yang diterbitkan. Bank juga masih bisa memindahkan kartu ke kategori berbeda, yang pada akhirnya mewajibkan pedagang untuk terima semua kartu.
(Laporan oleh Jonathan Stempel di New York; Disunting oleh Muralikumar Anantharaman dan Louise Heavens)