CEO Taiwan Semiconductor Manufacturing Co., C. C. Wei, menyalahkan kemacetan lalu lintas yang makin parah atas sedikit keterlambatan dalam perluasan pabrik di barat daya Jepang. Ini menunjukkan beberapa masalah dalam proyek chip utama pemerintah Tokyo.
Wei juga menegaskan komitmen TSMC untuk mengeluarkan $100 miliar lagi untuk meningkatkan produksi di Arizona dalam 5 tahun ke depan. Dia bilang diskusinya dengan Presiden AS Donald Trump produktif, tapi juga mengakui bahwa menyelesaikan proyek besar itu dalam 5 tahun akan “sangat, sangat sulit” karena kurangnya tenaga ahli dan waktu konstruksi minimal yang dibutuhkan.
Trump bersikap hangat dalam percakapan mereka, kata Wei pada wartawan setelah rapat pemegang saham di Hsinchu, Taiwan. “Dia bilang, ‘Lakukan yang terbaik, itu cukup,’” ujar Wei.
Dua proyek ini menunjukkan upaya TSMC untuk produksi di luar negeri karena ketegangan geopolitik meningkat dan permintaan chip Nvidia Corp. untuk pengembangan AI naik. TSMC biasanya beroperasi di Taiwan, tapi membangun pabrik di Jepang setelah dapat insentif dari pemerintah Jepang. Mereka juga mengumumkan rencana besar di AS tak lama setelah Trump menjabat.
TSMC adalah produsen chip terbesar dunia, membuat chip canggih untuk iPhone Apple dan server AI Nvidia. Banyak negara ingin bekerja sama dengan mereka, terutama setelah kekurangan chip selama pandemi menghentikan produksi mobil, smartphone, dan alat elektronik lain.
Rencana TSMC membangun pabrik kedua di Kumamoto sangat penting bagi Jepang untuk kembali memimpin di industri semikonduktor dan menarik insinyur ke negara yang semakin tua. Tapi kedatangan pekerja dari pabrik pertama sudah membebani infrastruktur pedesaan. Sementara itu, rencana TSMC di AS mengurangi urgensi produksi di Jepang.
Pemerintah daerah di Jepang bisa dapat subsidi dari pemerintah pusat untuk perbaiki jalan dan infrastruktur agar menarik pabrik asing. Tapi di Jepang, banyak orang punya ikatan kuat dengan tanah leluhur, sehingga perlu waktu lama untuk dapat izin perlebar jalan.
Ada juga pertanyaan soal permintaan AI jangka panjang. Sebelum AS naikkan tarif impor (lalu turunkan lagi), investor sudah ragu apakah perusahaan teknologi besar seperti Microsoft dan Meta akan terus beli chip Nvidia serta bangun data center dengan kecepatan sama.
Eksekutif TSMC menekankan bahwa permintaan, terutama untuk chip high-end penting bagi AI, tetap kuat. Ini meyakinkan investor yang khawatir dengan kebijakan Trump untuk batasi ambisi teknologi China dan naikkan tarif. Untuk 2025, pasar masih gugup dengan dampaknya pada ekonomi global dan industri semikonduktor yang memasok komponen penting ke hampir semua sektor.
Perusahaan terbesar Taiwan ini juga sedang pertimbangkan bangun pabrik chip canggih di Uni Emirat Arab, kata Bloomberg. Tapi Wei bilang TSMC belum punya rencana untuk bangun pabrik di sana.
Cerita ini awalnya muncul di Fortune.com