Cina menerapkan bea anti-dumping pada brandy Eropa selama lima tahun, tapi bebaskan produsen cognac besar yang setuju jaga harga di atas level minimum.
Bea hingga 34,9% akan dikenakan pada kiriman brandy Eropa mulai 5 Juli, menurut pernyataan Kementerian Perdagangan China. Pengecualian berlaku untuk yang penuhi komitmen harga, kata kementerian.
Tiga produsen cognac besar — Remy Cointreau SA, Pernod Ricard SA, dan Hennessy milik LVMH — termasuk yang setuju patuh kesepakatan harga dengan China. Ini jadi kelegaan parsial bagi mereka, setelah kiriman cognac ke China turun drastis sejak bea sementara diberlakukan tahun lalu.
“Komitmen harga minimum beri kondisi lebih baik bagi perusahaan kami dibanding bea anti-dumping, meski akses pasar tetap terbatas,” kata Florent Morillon, presiden asosiasi produsen cognac BNIC. Mereka akan terus berusaha dapatkan akses penuh ke pasar China.
Remy Cointreau bilang kesepakatan harga “hasil jauh lebih baik, atau setidaknya, alternatif lebih ringan” dibanding bea anti-dumping. Dampaknya diperkirakan lebih kecil dari perkiraan saat rilis hasil di Juni.
Sahamnya bangkit dari penurunan 7,2%, sementara saham LVMH dan Pernod Ricard juga membaik. Perwakilan Hennessy menolak berkomentar, Pernod belum memberikan tanggapan.
Pertemuan Macron
Dengan terima harga minimum, produsen cognac bisa tetap di pasar China tanpa bea tambahan. “Ini keputusan krusial karena China pasar penting, menyumbang sebagian besar penjualan global,” kata Jacques Roizen dari Digital Luxury Group.
Bea brandy ini muncul setelah EU tahun lalu kenakan bea hingga 45% pada mobil listrik buatan China. China tunda penyelidikan cognac dua kali sementara kedua pihak coba selesaikan sengketa alkohol dan EV.
Menteri Perdagangan China Wang Wentao bahas dua isu ini dengan Komisaris Perdagangan EU saat kunjungan ke Prancis bulan Juni. Menteri Luar Negeri Wang Yi rencananya temui Presiden Prancis Emmanuel Macron hari Jumat.
Menteri Industri Prancis Marc Ferracci bilang ke Bloomberg TV pentingnya redakan perang tarif, termasuk cognac. “Perdagangan hanya bikin rugi, jadi kita tak boleh senang dengan pengumuman China hari ini — meski ada beberapa kesepakatan.”
Ketegangan antara kedua mitra dagang belum mereda. China cenderung batalkan sebagian pertemuan puncak dua hari dengan pemimpin EU akhir bulan ini, menurut Bloomberg News.