Bank Federal Reserve New York melaporkan kenaikan signifikan dalam pinjaman mahasiswa yang telat bayar setelah moratorium pembayaran pinjaman berakhir dan pelaporan keterlambatan ke kredit biro dimulai lagi.
Pusat Data Mikroekonomi New York Fed merilis Laporan Kuartalan tentang Utang Rumah Tangga dan Kredit. Mereka menemukan jumlah pinjaman mahasiswa yang masuk kategori telat parah naik drastis di kuartal kedua.
Dari kuartal kedua 2020 hingga kuartal keempat 2024, pembayaran pinjaman federal yang terlewat tidak dilaporkan. Sekarang, tingkat keterlambatan naik karena pelaporan aktif lagi.
New York Fed menemukan, di kuartal kedua 2025, sekitar 10.2% total utang pinjaman mahasiswa telat 90 hari atau lebih. Angka ini sedikit di bawah level sebelum pandemi (~12% dari 2013), yang sempat turun jadi 2% atau kurang saat pause pembayaran.
Total utang pinjaman mahasiswa mencapai $1.64 triliun di kuartal kedua 2025, naik $7 miliar dari kuartal sebelumnya.
Bagian utang yang masuk kategori telat parah (90+ hari) melonjak jadi 12.9% akhir Juni, naik dari 8% di Maret dan lebih tinggi dari tren pra-pandemi (~9-10% dari 2012-awal 2020).
Di berbagai kelompok usia, tingkat keterlambatan tertinggi ada pada peminjam usia 50+ (~18%). Peminjam 40-49 sekitar 14%, usia 30-39 sedikit di atas 11%, dan yang termuda (18-29) hanya 8%.
Laporan New York Fed juga mencatat utang kartu kredit naik $27 miliar jadi $1.21 triliun, sementara pinjaman mobil naik $13 miliar ke $1.66 triliun.
"Meski ada ketidakpastian ekonomi, orang Amerika tetap stabil," kata Matt Schulz, analis keuangan LendingTree. "Utang dan keterlambatan naik sedikit, tapi ini kuartal biasa—kecuali untuk pinjaman mahasiswa. Dampak mulai bayar lagi pinjaman federal semakin terasa."