Laporan dari Türkiye Today mengatakan The North Face sudah pindahkan 80% produksinya karena biaya di Turki yang terus naik. Biaya-biaya ini katanya jadi dua kali lipat lebih mahal dibandingkan biaya pesaingnya di Far East.
Gelisim Tekstil, yang dulu adalah produsen terbesar kedua The North Face secara global dan terbesar di Uni Eropa, konon akan mengalami penurunan pesanan yang sangat drastis.
Perusahaan itu sekarang cuma akan dapet order senilai €4 juta sampai €5 juta dari The North Face, turun drastis dari sekitar €30 juta, menurut laporan media lokal.
Ketua dewan direktur Gelisim Tekstil, Mustafa Akcay, dikutip bilang ke media: “Pelanggan terbesar kami adalah VF Corporation. Kami produksi untuk merek-merek terkenal kayak The North Face, Vans, Timberland, Dickies, Supreme, Eastpak, JanSport, Napapijri, Smartwool, Icebreaker, Kipling dan Altra.
“Kami dulu produsen terbesar kedua The North Face di dunia dan terbesar di UE. Mulai tahun lalu, mereka putuskan untuk pindah ke Bangladesh dan Vietnam. Sekitar 10%-20% produksi akan tetap ada.”
Perusahaan induk The North Face, VF Corporation, menolak berkomentar ketika dihubungi Just Style.
Tapi, laporan lokal bilang kalo pemotongan order ini bisa memotong setengah jumlah karyawan Gelisim, yang sekarang ada 1.200 orang di beberapa pabrik.
Pabrik Corlu, yang dibangun dengan investasi €35 juta di tahun 2023, katanya mempekerjakan 300 pekerja. Perusahaan itu juga katanya punya 350 staff di pabrik Adiyaman dan 500 orang di fasilitas Istanbul. Ditambah lagi, perusahaan punya 60 pekerja di sektor pendidikan dan energi.
“Kami sekarang punya 1.200 karyawan. Kalau keadaan tidak membaik, mungkin akan ada karyawan yang harus berhenti. Kami akan mengecil. Mulai Mei tahun depan, jumlah karyawan bisa turun jadi setengah,” kata Akcay ke media lokal.
Kapasitas produksi per bulan perusahaan itu juga katanya anjlok dari 1 juta potong di tahun 2022 ke cuma 400.000-500.000 potong sekarang.
Perbedaan biaya produksi telah meningkat sangat tajam dalam tiga tahun terakhir, menurut Akcay. Dia bilang ada kenaikan gaji minimum sebesar 302% di Turki dan inflasi naik 290%. Ini padahal nilai dollar AS cuma naik 132%.
Akibatnya, dia klaim biaya perusahaannya, dalam dollar, jadi lebih dari dua kali lipat. Biaya domestik melonjak dalam tiga tahun terakhir, dengan kenaikan gaji minimum dan inflasi jauh lebih cepat daripada kenaikan nilai tukar dollar.
Akcay bilang: “Di tahun 2023, biaya tenaga kerja naik 110% sementara nilai tukar naik 50%. Kami toleransi perbedaan harga benang. Tapi di tahun-tahun berikutnya, biaya tenaga kerja tetap jauh di atas nilai tukar, bikin kami bahkan lebih mahal dari UE.”
Awal tahun ini, data dari Turkish Exporters Assembly (TIM) menunjukkan ekspor sektor tekstil dan bahan baku Turki turun sedikit 0,6% jadi $9,5 miliar di tahun 2024. Ekspor pakaian jadi turun 6,9% jadi $17,9 miliar, sementara ekspor kulit turun 17,9% jadi $1,5 miliar.
Di Agustus, wakil ketua Asosiasi Eksportir Garmen Istanbul (İHKİB) Mustafa Paşahan bilang target ekspor resmi untuk 2025 adalah $17 miliar, sambil akui sektor ini terus mengalami kemunduran dari puncaknya $21,2 miliar di 2022. Dia tekankan tidak ada revisi ke bawah yang direncanakan, dan industri ini masih on track untuk mencapai ekspor sekitar $17 miliar di 2025 meskipun ada tantangan global.
“The North Face moves 80% of production from Türkiye to cut costs” awalnya dibuat dan diterbitkan oleh Just Style, sebuah merek milik GlobalData.
Informasi di situs ini disertakan dengan itikad baik hanya untuk tujuan informasi umum. Ini tidak dimaksudkan sebagai saran yang harus Anda andalkan, dan kami tidak memberikan pernyataan, jaminan, atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat mengenai keakuratannya atau kelengkapannya. Anda harus mendapatkan saran profesional atau spesialis sebelum mengambil, atau tidak mengambil, tindakan apa pun berdasarkan konten di situs kami.