Presiden Donald Trump umumkan pada hari Jumat bahwa Amerika bisa kenakan tarif hingga 100% untuk impor dari China mulai 1 November. Ini memperburuk konflik dagang AS-China dan bikin tidak pasti untuk rantai pasokan global.
Dalam postingan di Truth Social hari Jumat, Trump bilang tarif ini adalah balasan untuk kontrol ekspor baru China atas mineral tanah jarang dan teknologi terkait yang diumumin sehari sebelumnya.
Banyak perusahaan AS yang bergantung pada manufaktur China bisa hadapi biaya yang naik gak karuan dan keterlambatan pengiriman. Mereka buru-buru cari cara lain untuk pesanan atau cari pemasok lain dari Meksiko, India, atau Asia Tenggara. Impor kontainer dari China – sekitar 40% dari semua barang masuk AS – bisa anjlok. Ini bisa sebabkan kapal kosong, kapasitas kapal nganggur, dan harga yang naik-turun.
Perusahaan pengiriman barang bilang, pengirim harus proaktif hadapi tarif ini.
“Apakah ini pengumuman sekarang atau tambahan tarif minggu lalu, sudah jelas tarif ini akan tetap,” kata Ben Bidwell, direktur senior bea cukai di C.H. Robinson.
“Situasi sekarang mungkin terasa tidak bisa ditebak bagi beberapa orang, tapi perusahaan bisa proaktif daripada hanya bereaksi dengan membangun rantai pasokan yang tahan banting: pertimbangkan buat hierarki sumber, gunakan sumber ganda, eksplor gudang bonded atau zona perdagangan bebas, dan strategi lain. Ini pembicaraan yang udah kita lakukan dengan pelanggan selama bertahun-tahun, tapi lanskap perdagangan sekarang mempercepat kejadiannya, dan timeline banyak pelanggan kita.”
China tetap mitra dagang utama AS dan pemasok barang terbesar ke AS, tapi total volumenya masih di bawah Meksiko dan Kanada.
AS telah bertukar barang sekitar $420 miliar sampai $440 miliar dengan China tahun ini, turun dari lebih $465 miliar di periode yang sama tahun 2024, menurut data Census Bureau.
Impor utama AS termasuk elektronik, mesin, furniture, dan barang konsumen. Ekspor teratas ke China adalah produk pertanian, pesawat terbang, dan semikonduktor.