Orang Amerika berusia 60 tahun ke atas kehilangan $4,8 miliar tahun lalu karena penipuan, menurut laporan FBI (1). Kisah pasangan dari Massachusetts menunjukkan betapa cepatnya tabungan yang dikumpulkan dengan susah payah bisa hilang.
Semua berawal ketika pasangan dari Fall River, Arthur dan Kathleen Holley, melihat tagihan tak terduga sebesar $4.000 dari ‘Lexus Institute Financial’, kata putri mereka Melissa Heroux ke NBC 10 (WJAR) (2). Karena mereka tidak punya mobil Lexus, Arthur coba membantah tagihan itu di bank. Tapi saat dia terima telepon balik dari yang dia kira departemen penipuan bank, seorang penipu cepat mengendalikan situasi.
Tanpa sadar, Holley mengikuti instruksi dari penipu itu. Dia ambil $7.000 dari rekeningnya, pergi ke Apple Store dan beli kartu hadiah Apple senilai ribuan dolar. Setelah dia berikan kode kartu hadiah kepada penipu, mereka menghilang dengan uangnya.
“Mereka buat dia takut seolah-olah itu salah dia. Mereka ancam akan telepon FBI,” kata Heroux ke NBC 10. “Jadi, dia sangat panik.”
Tidak punya apa-apa lagi, pasangan berusia 74 dan 72 tahun itu terpaksa cari kerja sampingan “untuk bertahan hidup,” katanya.
Pasangan Holley bukanlah lansia pertama yang jadi korban penipu. Dan, sayangnya, mereka mungkin bukan korban terakhir dari penipuan umum ini.
Penipu menargetkan pensiunan Amerika dan berhasil mengambil miliaran dolar setiap tahun. Meski orang muda juga bisa kehilangan uang karena penipuan, data FBI menunjukkan bahwa orang dewasa 60 tahun ke atas kehilangan hampir dua kali lipat lebih banyak tahun lalu dibandingkan kelompok usia berikutnya, yaitu $2,5 miliar di usia 50 hingga 59 tahun, dan hampir tiga setengah kali lipat dari usia 30 hingga 39 tahun, yang kehilangan $1,4 miliar di tahun 2024 (1).
Dan penipuan ini makin meningkat, dengan jumlah lansia yang melaporkan kerugian $10.000 atau lebih meningkat lebih dari empat kali lipat antara 2020 dan 2024 (3), menurut Federal Trade Commission (FTC).
Semakin sering, telepon ‘bank palsu’ berhasil tipu pensiunan untuk menyerahkan uang banyak. ‘Bank palsu’ adalah ketika korban terima telepon, pesan teks, atau email yang seolah-olah dari sumber resmi (4). Misalnya, nomor penelepon mungkin menunjukkan nama departemen penipuan bank kamu. Mempercayai nomor penelepon bisa buat lansia berisiko jatuh ke perangkap penipu.
Cerita Berlanjut
Biasanya, si penipu yang pura-pura dari bank minta informasi untuk ‘melindungi rekening kamu’ atau ‘membantu orang tercinta’. Setelah memberikan informasi yang penipu butuhkan, tabungan kamu mungkin bisa hilang atau rekening diblokir.
Selain bank palsu, banyak penipu andalkan penipuan kartu hadiah. Ini cara yang sangat sukses bagi penipu untuk dapat uang yang tidak bisa ditarik kembali karena setelah kamu berikan kode kartu hadiah, tidak ada cara untuk ambil uang itu kembali. Bahkan, FTC melaporkan bahwa 42% orang yang bayar penipu pakai kartu hadiah iTunes atau Google Play untuk penuhi permintaan si penipu (5). Dan tidak ada satu pun korban itu yang dapat uangnya kembali.
Bank resmi tidak akan pernah minta nasabah untuk tarik uang dan beli kartu hadiah untuk amankan dana. Tapi banyak lansia tidak tau detail itu.
Baca Selengkapnya: Vanguard ungkapkan apa yang mungkin terjadi untuk saham AS, dan ini menimbulkan tanda bahaya bagi pensiunan. Ini alasannya dan cara melindungi diri sendiri
Baik kamu sendiri seorang lansia atau punya lansia yang kamu pedulikan dalam hidup, belajar cara mengenali tanda-tanda penipuan itu sangat penting.
Pertama-tama, bantu untuk ingatkan bahwa tidak ada bank atau instansi pemerintah resmi yang akan minta pembayaran pakai kartu hadiah. Pastikan untuk bagikan informasi penting itu ke setiap lansia, atau siapa pun dalam hidup kamu. Jika mereka ditarget penipu, mereka mungkin ingat peringatan yang kamu berikan.
Selain berjanji untuk tidak pernah menyerahkan dana ke ‘bank’ dalam bentuk kartu hadiah, ide bagus juga untuk tidak otomatis percaya nomor penelepon. Sayangnya, penipu bisa manipulasi nomor penelepon untuk tampilkan apa saja, peringatkan FTC (6). Dalam banyak kasus, korban melaporkan bahwa mereka terima telepon ‘dari bank’. Tapi, sebenarnya, itu penipu yang sudah memanipulasi nomor penelepon.
Untuk lindungi diri, jangan otomatis percaya penelepon berdasarkan nomor yang muncul. Jika sesuatu terdengar penting, beri tau penelepon bahwa kamu butuh waktu sebentar dan akan telepon balik, rekomendasikan American Bankers Association (4).
Dari situ, cari nomor resmi dari institusi keuangan kamu, biasanya di laporan bank atau di belakang kartu debit, dan ikuti lewat nomor yang kamu temukan sendiri. Dalam situasi resmi, bank tidak akan keberatan jika kamu melakukan pengecekan. Jika itu penipuan, perwakilan bank resmi di nomor telepon yang benar bisa bantu kamu hindari kehilangan uang.
Penipu pilih untuk target lansia. Jika kamu punya anggota keluarga yang sudah tua, pertimbangkan untuk ajak bicara tentang taktik penipuan umum yang penipu pakai. Sedikit pengetahuan bisa sangat membantu.
Juga, jaga jalur komunikasi tetap terbuka. Dorong kerabat lansia kamu untuk hubungi kamu ketika mereka terima telepon yang mencurigakan atau pesan mendesak dari bank. Kamu mungkin bisa bantu mereka hindari kehilangan tabungan jerih payah mereka ke perangkap penipu.
Kami hanya bergantung pada sumber yang diverifikasi dan laporan pihak ketiga yang kredibel. Untuk detailnya, lihat etika dan panduan editorial kami.
FBI (1); NBC 10 (WJAR) (2); Federal Trade Commission (3), (5), (6); American Bankers Association (4)
Artikel ini hanya menyediakan informasi dan tidak boleh diartikan sebagai nasihat. Disediakan tanpa jaminan apapun.