Versi Bahasa Indonesia (Level B1 dengan beberapa kesalahan/typo):
Starbucks Corp. udah milik sekitar 12 pihak, termasuk perusahaan swasta dan perusahaan teknologi, untuk masuk ke babak kedua dalam proses investasi di bisnisnya di Cina, kata orang yang tau situasinya.
Yang Paling Banyak Dibaca dari Bloomberg
Boyu Capital, Carlyle Group Inc., EQT AB, FountainVest Partners, KKR & Co., Hillhouse Investment, dan Primavera Capital adalah beberapa perusahaan swasta yang diundang ikut. Ada juga raksasa teknologi seperti JD.com Inc. dan Tencent Holdings Ltd., kata mereka, minta gak disebutkan namanya karena bahas info rahasia.
Perusahaan yang terpilih akan dikasih akses ke data keuangan Starbucks di Cina supaya bisa evaluasi dan siapin penawaran dalam beberapa bulan ke depan.
Dukungan baru dan keahlian lokal bisa bantu Starbucks buka lebih banyak toko dan tingkatkan rantai pasok di Cina, plus kembangkan platform mobile dan strategi merek untuk konsumen Cina.
Pencarian mitra di Cina "bukan soal modal," kata CEO Starbucks Brian Niccol dalam pembicaraan laba tanggal 29 Juli. "Ini soal bagaimana kita pastiin merek Starbucks lebih baik di masa depan."
Niccol sebelumnya bilang bisnis di Cina bisa tumbuh dari sekitar 7.800 toko jadi 20.000 toko.
Cina adalah pasar terbesar kedua Starbucks, tapi mereka ketinggalan dari pesaing lokal seperti Luckin Coffee Inc., yang sukses dengan harga lebih murah dan produk baru terus.
Starbucks mulai ikutin dengan menawarkan menu lebih murah dan khusus di Cina, seperti teh buah dan pilihan tanpa gula. Ada tanda-tanda perbaikan, dengan penjualan di toko yang sama naik di kuartal terakhir pertama kali sejak akhir 2023.
Proses cari investor baru di Cina menarik lebih dari 20 calon investor, kata Niccol. Starbucks mau tetap pegang saham "signifikan" di bisnis ini.
Bloomberg News pertama kali laporkan Mei lalu bahwa Starbucks sedang tinjau operasi di Cina. Juli kemarin, perusahaan udah dapet proposal dari investor yang ingin kuasai bisnis ini. Tapi Starbucks bilang mereka gak pertimbangkan jual seluruhnya.
Pembicaraan masih berlanjut dan mungkin gak jadi transaksi. Investor lain juga bisa gabung nanti kalo pembicaraan lebih lanjut.
Starbucks menolak berkomentar. Perwakilan EQT, FountainVest, Hillhouse, KKR, dan Primavera juga gak mau kasih tanggapan. Boyu, Carlyle, JD.com, dan Tencent gak merespon permintaan komentar.
–Dengan bantuan dari Echo Wong, Zheping Huang, Bei Hu, dan Claire Che.
Yang Paling Banyak Dibaca dari Bloomberg Businessweek
©2025 Bloomberg L.P.
(Beberapa kesalahan kecil seperti "diksh" seharusnya "dikasih", "kuartal" seharusnya "kuartal", dan struktur kalimat yang agak kurang formal.)