Pelaku serangan di gereja Grand Blanc, Michigan, diduga memakai beberapa taktik untuk menciptakan kekacauan dan ‘fatal funnel,’ kata seorang analis keamanan.
Menurut Donell Harvin, seorang ahli dari Georgetown University, penyerang mungkin sudah melakukan pengintaian dan punya rencana untuk memaksimalkan korban jiwa dan kerusakan.
“Ini seperti jenis ancaman hibrida yang relatif baru, di mana pelaku tidak hanya menabrakan kendaraan untuk membuat kekacauan, tapi juga menembak ke kerumunan—dan mungkin juga memulai kebakaran,” tambahnya.
Menurut polisi setempat, tersangka menabrakkan truk pickup ke pintu depan gereja, lalu keluar dari kendaraan dan mulai menembak dengan senapan serbu.
Beberapa menit kemudian, polisi tiba dan menembak pria itu, yang kemudian meninggal dan diidentifikasi sebagai Thomas Jacob Sanford, usia 40 tahun dari kota Burton dekat sana.
Gereja juga dibakar, dan petugas hukum AS mengatakan hingga tiga alat improvisasi ditemukan di TKP. Tim bom Polisi Negara Bagian Michigan juga menanggapi serangan itu.
“Semua itu menciptakan kekacauan,” kata Harvin ke CNN. “Itu bisa menciptakan apa yang kami sebut ‘fatal funnel,’ mencoba mengarahkan orang ke satu lokasi.”
Menurut New York Post, Sanford adalah veteran Korps Marinir yang pernah bertugas di Irak. Polisi belum menentukan motifnya atau apakah dia terhubung dengan gereja.
Sejauh ini, setidaknya dua orang meninggal karena serangan itu, tidak termasuk Sanford, dan beberapa lagi luka-luka. Polisi mengatakan ratusan orang berada di dalam gereja pada saat itu.
Ini adalah serangan terbaru terhadap rumah ibadah belakangan ini. Awal bulan ini, seorang tersangka membakar sebuah sinagoga di Florida. Pada bulan Agustus, dua anak tewas selama Misa di Gereja Kabar Sukacita di Minneapolis. Pada bulan Juli, dua wanita ditembak hingga tewas di sebuah gereja di Lexington, Kentucky.
“BERDOALAH untuk para korban dan keluarga mereka. EPIDEMI KEKERASAN DI NEGARA KITA HARUS BERHENTI, SEGERA!” tulis Trump di media sosial pada hari Minggu.
Fortune Global Forum kembali pada 26–27 Oktober 2025 di Riyadh. CEO dan pemimpin global akan berkumpul untuk acara undangan yang dinamis, membentuk masa depan bisnis. Ajukan permohonan undangan.