Sindrom penipu (imposter syndrome) pertama kali ditemukan tahun 1978 saat psikolog Pauline Clance dan Suzanne Imes melihat banyak wanita sukses menganggap kesuksesan mereka karena keberuntungan atau pesona, bukan kemampuan. Sekarang, sindrom ini sangat umum di tempat kerja. Sekitar dua per tiga karyawan, menurut tiga survei terakhir, merasa takut dianggap penipu meskipun mereka sebenarnya mampu.
Menurut studi KPMG tahun 2023 tentang 750 pemimpin sukses, 75% wanita senior di perusahaan Fortune 1000 pernah merasa sindrom penipu. Wanita muda lebih sering mengalaminya dibanding generasi tua. Asana menemukan 78% Gen Z bekerja lebih keras karena merasa tidak percaya diri.
Karyn Tomlinson, yang baru menang penghargaan bergengsi di industri kuliner bulan lalu, paham betul soal sindrom penipu. “Aku mulai masak profesional di usia pertengahan 20-an, lebih lambat dari yang lain,” kata Tomlinson ke Fortune. “Banyak koki mulai kerja cuci piring sejak usia 14 lalu naik pangkat.”
Tomlinson belajar di Le Cordon Bleu Paris umur 25 tahun tanpa pengalaman masak. Ia merasa “rendah hati” berbagi dapur dengan orang yang lebih berpengalaman. “Aku tidak punya pengalaman jalanan seperti mereka. Jadi aku merasa seperti penipu.”
Ia kemudian kerja di dapur elite Fäviken, restoran bintang Michelin milik Magnus Nilsson di Swedia yang masuk daftar 50 Terbaik Dunia. “Aku tahu aku pintar dan punya pengalaman, tapi di situasi itu, aku tidak tahu apa-apa,” ujarnya. “Aku harus bangun kepercayaan diri… butuh kerendahan hati.”
“Dulu aku enggan tunjukkan kalau aku tidak tahu sesuatu, atau mengakui orang lain—yang mungkin tidak aku suka atau tidak menghargaiku—bisa punya jawabannya.”
Tomlinson sering mengalami keraguan diri dalam kariernya, tapi menang James Beard Award membantunya. “Ada orang hebat di hidupku yang mengingatkan bahwa semua orang juga merasakan ini—bahkan orang yang terlihat sangat percaya diri,” katanya.
“Ada yang meremehkanku, tapi selalu ada yang mendukung. Aku sangat berterima kasih pada mereka. Kadang, itu saja yang kita butuh: satu suara yang percaya kita bisa, dan tidak masalah kalau belum tahu, karena kita bisa belajar.”