Sara Thomas, 22 tahun (tidak ada fotonya), lulus dari Universitas Chicago dan mendapatkan pekerjaan di Morgan Stanley sebagai analis perbankan investasi.
Sara Thomas, mahasiswi Universitas Chicago, berhasil dapat kerja di Morgan Stanley sebelum lulus. Dia bilang networking, klub keuangan kampus, dan bagian resume yang sering diabaikan membantunya dapat pekerjaan itu.
Generasi Z masih tertarik bekerja di Wall Street, meski jam kerjanya panjang dan tuntutannya tinggi.
Iklan: Tabungan dengan Bunga Tinggi
Dipersembahkan oleh Money.com – Yahoo mungkin dapat komisi dari tautan di atas.
Ini adalah cerita berdasarkan obrolan dengan Sara Thomas, 22 tahun, lulusan tahun 2025 dari Universitas Chicago dan calon analis perbankan investasi di Morgan Stanley. Seri "Path to Wall Street" dari Business Insider menunjukkan bagaimana karier di finansial masih menarik minat anak muda, walau jam kerjanya panjang. Gaji awal di perbankan biasanya sekitar $110.000 per tahun, belum termasuk bonus.
Aku belum lama memutuskan untuk bekerja di perbankan ketika harus mulai persiapan interview. Pengalamanku mirip dengan cerita lain tentang dunia perbankan: proses rekrutmen dimulai sejak awal.
Sebelum ngirim lamaran magang, aku ngobrol dengan sekitar 5 orang di tiap bank besar — kebanyakan alumni UChicago dan orang yang dikenalkan oleh program karir kampus — supaya mereka ingat namaku saat lihat CV. Ngirim pesan langsung di LinkedIn gak terlalu berhasil. Perkenalan seperti ini penting supaya dapat interview.
Di kebanyakan bank, aku interview beberapa tahap, termasuk telepon yang fokus pada kepribadian dan kemampuan teknis, serta "super day" selama 2 jam. Proses ini berlangsung sekitar 2 minggu. Di musim semi tahun kedua kuliah, aku selesai dan dapat magang di Morgan Stanley. Aku tahu pekerjaan tetapku akan aman asal dapat tawaran balik. Sebelumnya, aku magang di Bain Capital dan Ariel Investments di Chicago.
Selain perbankan, aku sempat pertimbangkan karier di akademisi. Aku belajar ekonomi dan pikir untuk terjun ke penelitian, tapi sadar itu bukan untukku. Aku lebih cocok di lingkungan finansial yang cepat. Di waktu luang, aku fokus di klub dan magang yang terkait startup dan kewirausahaan, seperti bergabung dengan dana modal ventura di kampus. Aku juga ikut kelompok untuk perempuan dan minoritas yang tertarik finansial.
Untuk mahasiswa yang ingin kerja di Wall Street atau Silicon Valley, saran aku: tegaslah. Meski perbankan atau konsultan bukan passion seumur hidup, rencanakan karier lebih cepat supaya punya waktu persiapan lebih banyak. Untuk lamaran, hati-hati dengan isi CV. Rekruter sangat perhatikan bagian "skills and interests". Jangan bohong soal hobi, karena mereka akan tanya.
Aku kadang cemas soal lamaran kerja dan hidup setelah lulus. Aku sering curhat ke teman — ada yang gak masuk finansial, ada juga yang rekrut bareng. Aku juga bersyukur punya keluarga. Pekerjaanku di Morgan Stanley akan di San Francisco, pertama kali aku jauh dari rumah karena besar di Chicago. Olahraga juga membantuku mengatasi stres.
Jangka panjang, tujuanku adalah bisa bekerja mandiri, entah di perusahaan besar yang memberiku kebebasan atau buka usaha sendiri kalau berani. Untuk sekarang, aku senang bisa terus belajar dari rekan kerja. Ngobrol dengan orang baru bisa jadi tantangan terbesar di industri finansial, tapi juga yang paling berharga.
Punya cerita untuk dibagikan? Hubungi reporter ini di [email protected] atau via Signal di alliekelly.10. Baca artikel aslinya di Business Insider.