Oleh Alun John dan Chibuike Oguh
NEW YORK/LONDON (Reuters) – Pasar saham global turun pada Senin dalam sesi yg tidak stabil, sementara imbal hasil obligasi AS jangka panjang turun. Investor mempertimbangkan perkembangan perdagangan, geopolitik, dan data ekonomi kunci AS.
Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yg memperpanjang gencatan tarif dengan China selama 90 hari, beberapa jam sebelum tarif AS atas barang China naik ke tingkat tiga digit. Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin rencananya bertemu di Alaska Jumat utk bahas perang Rusia di Ukraina.
Di Wall Street, ketiga indeks utama tutup turun. Saham energi, properti, dan teknologi jadi yg terburuk, sedangkan saham konsumen, diskresioner, dan kesehatan naik.
Dow Jones turun 0.45%, S&P 500 turun 0.25%, dan Nasdaq turun 0.30%. Di Eropa, indeks STOXX 600 turun 0.06%. Indeks global MSCI turun 0.25% ke 938.16, masih dekat rekor tertinggi Juli.
"Di permukaan, pasar terlihat datar dan tenang, sepertinya kita menunggu data ekonomi besok," kata Wasif Latif, CIO Sarmaya Partners di New Jersey. "Tapi kalau dilihat lebih dalam, ada sedikit tekanan jual."
Data utama pekan ini adalah inflasi konsumen AS di Selasa. Analis memperkirakan tarif bisa dorong inflasi inti naik 0.3% ke 3% per tahun, jauh dari target Fed 2%. Jika angka lebih tinggi, pasar mungkin ragu potensi pemotongan suku bunga September.
Pasar memberi probabilitas 90% utk pelonggaran September dan setidaknya satu pemotongan lagi akhir tahun. Imbal hasil obligasi 10-tahun AS turun 0.2 bps ke 4.281%, sementara 30-tahun turun 0.5 bps ke 4.8494%.
Trump sering kritik Fed karena tidak turunkan suku bunga baru-baru ini. Pasar juga memperhatikan siapa yg akan gantikan Ketua Fed Jerome Powell yg masa jabatannya berakhir Mei.
Reaksi dolar terhadap data CPI mungkin tidak sederhana, kata Paul Mackel dari HSBC. Jika angka menunjukkan tekanan harga akibat tarif, "itu bisa dukung narasi stagflasi dan merugikan dolar," ujarnya.
Namun, jika inflasi AS lebih rendah, termasuk barang inti, ini bisa lemahkan dolar dan tingkatkan kritik ke Powell. Dolar menguat 0.26% ke 148.11 terhadap yen dan naik 0.47% ke 0.812 terhadap franc Swiss. Euro turun 0.21% ke $1.1615.
Dolar Australia turun 0.18% ke $0.6512 jelang pertemuan Bank Sentral Australia yg diperkirakan akan potong suku bunga. Harga emas turun 1.50% ke $3,347.69/ons setelah Trump bilang tidak akan kenakan tarif pada impor emas.
Harga minyak stabil jelang pertemuan Trump-Putin di Alaska Jumat. Brent naik 0.06% ke $66.63/barel, sementara minyak AS naik 0.13% ke $63.96.
(Pelaporan oleh Chibuike Oguh di New York, Wayne Cole di Sydney, dan Alun John di London; Penyuntingan oleh Sonali Paul, Gareth Jones, Alex Richardson, Andrew Heavens, Rod Nickel)