Saham CrowdStike turun 3.3% sebelum bel pasar pada hari Kamis. Ini terjadi setelah perusahaan keamanan internet memberikan perkiraan pendapatan kuartalan yang lemah. Perkiraan ini menandakan efek lama dari pembaruan software yang gagal tahun lalu, yang menyebabkan gangguan global.
Perusahaan memproyeksikan penjualan kuartal ketiga yang kurang lebih sama dengan perkiraan analis. Program insentif dan diskon terkait gangguan itu mempengaruhi waktu pendapatan langganan, karena perusahaan membiarkan pelanggan memilih lebih banyak produk atau memperpanjang penggunaan.
Tahun lalu, pembaruan software Falcon sensor CrowdStrike yang bermasalah memicu malfungsi Windows. Ini menyebabkan sistem teknologi di rumah sakit, bank, dan bandara menjadi mati.
Analis BTIG memperkirakan dampak terkait rabat sebesar $50 juta akan berkurang pada tahun fiskal 2027. Hal ini akan membuat pendapatan langganan tahunan dan pendapatan berlangganan menjadi lebih terkorelasi erat.
Pendapatan kuartal kedua perusahaan naik 21%. Ini menandakan permintaan keamanan internet tetap kuat meskipun ada perubahan, karena investasi dalam sistem keamanan berbasis AI di tengah meningkatnya ancaman digital.
Analis Morningstar mengatakan pada Kamis bahwa reaksi harga saham sebagian besar adalah “karena harapan jangka dekat yang terlalu tinggi yang sudah ada dalam saham sebelum laporan keuangan.”
Untuk mendapatkan pelanggan di luar bisnis intinya yaitu melindungi laptop dan server, CrowdStrike telah menambahkan alat untuk menjalankan operasi keamanan, memverifikasi login pengguna, dan melindungi sistem cloud. Semua ini menunjukkan kekuatan, tambah analis.
Setidaknya 10 perusahaan pialang telah memotong harga target saham sejak hasil hari Rabu.
Saham CrowdStrike telah naik 23.5% sejauh tahun ini. Jika kerugian sebelum pasar tetap ada, perusahaan berpotensi kehilangan sekitar $3.5 miliar dari valuasi pasarnya.