Saham Anjlok Akibat Data Lapangan Kerja Mengecewakan dan Kekhawatiran Tarif

Perubahan tarif dadakan dan laporan pekerjaan bulan Juli yang mengecewakan membuat para investor khawatir di awal perdagangan Jumat.

Indeks Dow Jones turun 770 poin (-1,74%) pukul 10.00 pagi waktu ET. Nasdaq turun 544 poin (-2,6%) dan S&P jatuh 122 poin (-1,9%).

Penambahan lapangan kerja non-pertanian bulan lalu hanya 73.000, jauh lebih rendah dari prediksi ekonom sebesar 100.000. Departemen Tenaga Kerja juga merevisi data bulan sebelumnya—pertumbuhan pekerjaan Juni yang semula dilaporkan 147.000 ternyata hanya 14.000. Data Mei juga turun dari 125.000 jadi 19.000.

Ini menunjukan pasar kerja sudah lemah cukup lama, meski sebelumnya ada laporan yang optimis. Satu-satunya hal positif adalah Federal Reserve mungkin akan menurunkan suku bunga lebih cepat.

“Data hari ini menandakan kondisi pasar tenaga kerja semakin melambat. Meski belum perlu dikhawatirkan, ini harus jadi perhatian bagi pelaku pasar termasuk Fed bahwa kondisi ekonomi sedang berubah,” kata Charlie Ripley, ahli strategi investasi di Allianz.

Namun, tarif jadi beban utama bagi saham. Semalam, Trump menaikkan tarif menjadi 10-41%. Barang yang dikirim lewat negara lain untuk hindari tarif sekarang kena tarif 40%. Kanada juga kena tarif naik dari 25% ke 35%.

Strateg Macquarie Thierry Wizman dan Gareth Berry bilang perdagangan awal bulan dimulai “dengan sedikit kepanikan.”

Di tengah ini, Trump kembali mengkritik ketua Fed Jerome Powell, seolah mendorong dewan Fed untuk mengambil alih. “Jerome ‘Terlambat’ Powell, orang bebal yang BODOH, harus turunkan suku bunga SEKARANG,” tulis Trump. “JIKA DIA TETAP MENOLAK, DEWAN HARUS AMBIL ALIH DAN LAKUKAN YANG HARUS DILAKUKAN!”

Pasar yang lemah ini terjadi setelah S&P 500 turun tiga hari berturut-turut. Sejak Trump menjabat, S&P 500 naik 5,7%, Dow naik 1,5%, dan Nasdaq hampir 8% lebih tinggi dibanding 19 Januari.

MEMBACA  Kapan Harus Menjual Saham: Nvidia Mengungkap 8 'Rahasia' dan Nomor 2 adalah Kunci.