Robot Bedah Inggris Harus Beroperasi di Seluruh Dunia

Buka Editor’s Digest Gratis

Roula Khalaf, Editor FT, memilih cerita favoritnya di newsletter mingguan ini.

Ada pemandangan indah Katedral Ely di lahan luas di luar pabrik CMR Surgical, perusahaan robotik bedah terkemuka Inggris. Di dalam gedung bersih ini, 13.000 bagian disusun jadi sistem Versius untuk operasi lubang kecil, lengkap dengan 4 lengan robot dan konsol pengelihatan 3D.

Ini masa menarik untuk robotik bedah. Teknologi ini banyak dipakai di AS dan menyebar ke seluruh dunia karena manfaat medis dan finansial. NHS minggu lalu umumkan akan mempercepat penggunaan sistem robotik, dengan 9 dari 10 operasi lubang kecil dibantu teknologi dalam 10 tahun.

Ini juga janji baik untuk CMR Surgical, startup dari kawasan sains hidup Cambridge sejak 2014, yang sudah dapat investasi hampir $1 miliar dari pendukung seperti SoftBank dengan valuasi $3 miliar. CMR bersaing dengan sistem dominan da Vinci buatan Intuitive Surgical AS lewat Versius.

Tapi aku kecewa saat tahu CMR mempekerjakan penasihat dan mungkin jual diri ke pembeli strategis, bukan mengejar Intuitive sendiri di pasar robotik bedah yang bisa capai $14 miliar tahun depan menurut Oliver Wyman. Ini jadi penjualan lagi perusahaan teknologi Inggris menjanjikan, setelah Oxford Ionics dan Spectris.

Aku pergi ke Ely dan temukan masih ada harapan CMR tetap independen, tapi persaingan di robotik bedah punya pelajaran lebih luas. Ini tunjukkan perusahaan Inggris yang coba kalahkan pemain lama di pasar kesehatan terbesar dan paling canggih hadapi tantangan besar.

Dokter pakai sistem seperti da Vinci, Versius, atau buatan Medtronic dan Asensus Surgical untuk operasi lebih presisi. Robot dipakai di operasi lubang kecil, di mana alat bedah dimasukkan lewat sayatan kecil. Dokter kendalikan lengan robot dari konsol elektronik di dekatnya.

MEMBACA  Unjuk Rasa Digelar di Seluruh Inggris Dukung Aksi Palestina yang Dilarang Meski Ada Penangkapan | Berita unjuk Rasa

Ide ini awalnya dari proyek Departemen Pertahanan AS untuk lihat apakah dokter bisa operasi dari jauh, lalu diadaptasi untuk sipil. Intuitive didirikan 30 tahun lalu di Silikon Valley. Sekitar 10.000 sistem da Vinci terpasang global, karena rumah sakit investasi di robot untuk kurangi komplikasi dan pulangkan pasien lebih cepat.

Angka itu menakutkan, karena baru kurang dari 200 sistem Versius terpasang akhir tahun lalu. Intuitive juga unggul jauh, dengan banyak dokter terlatih pakai da Vinci untuk spesialisasi seperti kanker prostat. Meski harganya mahal (rata-rata $1,6 juta tahun lalu), sistem ini sudah familiar.

Tapi 5 pendiri CMR lihat celah cerdas: da Vinci terlalu besar. Lengan robot Versius modular, bukan terintegrasi seperti da Vinci, jadi bisa dipindah antar ruang operasi atau dalam rumah sakit. Sistemnya kurang canggih dari da Vinci 5 terbaru, tapi tawarkan alternatif serbaguna.

Sekarang CMR di fase sulit: berkembang dari startup menjanjikan jadi perusahaan global. Ada hambatan: pendapatannya turun tahun lalu karena penjualan berkurang saat manajemen senior berubah. Massimiliano Colella, CEO baru, bilang meski rugi £130 juta di 2024, ada "jalan jelas menuju profit, tidak jauh lagi."

Investornya nanti punya "semua opsi": tetap pegang perusahaan, go public, atau jual. Tapi ada pertanyaan lain: seberapa besar komitmen untuk masuk pasar AS, di mana Versius sudah dapat izin untuk operasi kandung empedu. Ini peluang besar tapi butuh investasi besar untuk distribusi ke ribuan rumah sakit AS.

Aku khawatir mereka pilih hadiah instan daripada risiko sukses besar. Ini masuk akal: jika CMR dijual dengan harga $4 miliar, itu hasil bagus untuk startup Cambridge. Tapi ini juga contoh lain imajinasi teknologi Inggris tak seimbang dengan ambisi bisnis. Lebih mudah mulai perusahaan di AS dulu baru taklukkan dunia, bukan sebaliknya. Tapi jika perusahaan Inggris tidak percaya diri, siapa lagi?

MEMBACA  'Kapten Amerika: Dunia Baru yang Berani' membawa adamantium ke MCU. Inilah artinya.

[email protected]