Ritel otomotif di seluruh Amerika Serikat kemungkinan besar akan tidak beroperasi selama beberapa hari setelah serangan cyber besar kedua di CDK Global, penyedia perangkat lunak yang ribuan dealer mengandalkannya untuk menjalankan toko mereka.
“Saat ini, kami tidak memiliki perkiraan kerangka waktu untuk penyelesaian dan oleh karena itu sistem dealer kami kemungkinan besar tidak akan tersedia selama beberapa hari,” kata perusahaan itu dalam komunikasi yang dikirim kepada pelanggan pada hari Kamis yang telah ditinjau oleh Bloomberg.
Juru bicara CDK tidak segera merespons email dan pesan telepon pada hari Kamis yang menanyakan tentang pesan yang dikirim kepada pelanggan.
CDK memberitahu pelanggannya pada hari Kamis tentang insiden yang terjadi pada malam sebelumnya. Perusahaan tersebut kembali menutup sebagian besar sistemnya, awalnya mengatakan bahwa sistem dealer mereka “tidak akan tersedia setidaknya pada hari Kamis.”
Pada hari yang seharusnya menjadi hari libur sibuk di Amerika Serikat untuk bisnis, dealer yang mengandalkan CDK tidak dapat menggunakan sistemnya untuk menyelesaikan transaksi, mengakses catatan pelanggan, menjadwalkan janji temu, atau menangani pesanan perbaikan mobil. Perusahaan ini melayani hampir 15.000 diler, mendukung penjualan karyawan kantor depan, staf dukungan kantor belakang, dan bengkel suku cadang dan layanan.
Kerusakan juga meluas ke ratusan diler di Kanada, dengan pengecer bergantung pada pena dan kertas untuk bekerja pada kesepakatan, kata Tim Reuss, presiden Asosiasi Dealer Mobil Kanada. Transaksi tersebut akhirnya perlu dicatat secara digital setelah sistem kembali online, katanya.
“Akan ada sedikit dampak dari insiden ini,” katanya.
AutoNation Inc. memimpin saham grup dealer yang terdaftar di bursa turun pada hari Kamis, turun sebanyak 4,6% dalam perdagangan intraday. Lithia Motors Inc., Group 1 Automotive Inc., dan Sonic Automotive Inc. juga merosot.
CDK termasuk dalam kelompok kecil perusahaan yang menyediakan sistem manajemen diler kepada pengecer otomotif, bersama dengan Reynolds & Reynolds Co. dan Dealertrack, unit dari Cox Automotive.
Diler melaporkan tingkat dampak yang berbeda pada hari Kamis, dengan beberapa mengatakan dalam unggahan media sosial bahwa mereka tidak terpengaruh oleh peretasan. Orang lain mengatakan mereka masih mengalami gangguan meskipun mereka menggunakan sistem DMS dari pesaing CDK.
Greg Thornton, manajer umum kelompok diler di Frederick, Maryland, mengatakan perangkat lunak hubungan pelanggan CDK toko-tokonya telah mati sejak Rabu pagi.
“Saya hanya bisa berasumsi bahwa CDK sedang bekerja keras untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Thornton, yang grupnya mencakup toko Audi dan Volvo. “Kami tidak pernah berbicara dengan mereka secara langsung atau melalui telepon.”
Kelompok diler Open Road Auto Group yang memiliki 19 diler di New York dan New Jersey menggunakan Reynolds & Reynolds tetapi tidak dapat memberikan kendaraan baru sejak gangguan dimulai pada hari Rabu, kata Michael Morais, presiden kelompok diler tersebut.
Hal ini karena layanan CDK lain di luar DMS utama juga mati, termasuk salah satu yang menghubungkan diler dengan departemen kendaraan bermotor negara untuk judul dan registrasi, katanya.
“Kami frustrasi dengan CDK karena seharusnya memiliki tindakan pencegahan yang lebih baik,” kata Morais.
Five Star Chevrolet milik Sam Pack di luar Dallas menjual empat kendaraan pada hari Rabu meskipun gangguan awal, tetapi harus beradaptasi, misalnya dengan menangani beberapa tugas dengan kertas sampai layanan dipulihkan, kata Alan Brown, manajer umum toko tersebut.
\”Kami masih melakukan bisnis,” kata Brown. “Hanya saja tidak seperti biasanya.”
CDK belum memberikan jadwal kapan sistemnya akan kembali tersedia, katanya.
Asosiasi Dealer Mobil Nasional mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka sedang aktif mencari informasi dari CDK untuk menentukan sifat dan ruang lingkup insiden cyber.
CDK dipisahkan dari Automatic Data Processing Inc. pada tahun 2014, kemudian setuju untuk diakuisisi pada bulan April 2022 oleh perusahaan investasi Brookfield Business Partners dalam kesepakatan tunai senilai $6,4 miliar.