Rekan Kerja Sibernetika: Bagaimana AI Mengubah Aturan Kolaborasi Bisnis

Sebuah percobaan baru di Procter & Gamble menunjukkan kalau AI bukan cuma alat—tapi dia mulai menjadi rekan tim yang sebenarnya dan bisa menyamai kerja sama manusia.

Selama ini, kita pikir kerja tim dengan manusia itu paling efektif. Tapi apa yang terjadi kalau salah satu "kepala" itu adalah AI?

Sebuah percobaan di P&G yang melibatkan 776 profesional memberikan hasil yang mengejutkan. Hasilnya menunjukkan munculnya apa yang disebut "rekan tim sibernetik": AI yang tidak cuma membantu tapi juga ikut aktif dalam proses kolaborasi.

Ketika kerja sama dengan AI sama baiknya dengan kerja sama manusia

Percobaannya sederhana. Tim dari berbagai bidang dikasih tantangan inovasi produk dengan empat cara berbeda: orang kerja sendiri, tim dua orang, orang kerja dengan AI, dan tim yang dibantu AI.

Temuan utamanya mengejutkan: Orang yang kerja dengan AI punya peningkatan performa hampir 40%, hingga menyamai level tim manusia biasa. Dengan kata lain, AI bisa meniru manfaat kolaborasi yang selama ini kita anggap cuma bisa dilakukan manusia.

Keuntungan AI yang lintas fungsi

Yang lebih menarik, tim lintas fungsi yang dibantu AI menghasilkan ide-ide terbaik yang jauh lebih banyak. Tim seperti ini tiga kali lebih mungkin menghasilkan ide terobosan.

Ini bukan peningkatan kecil. Gabungan keahlian manusia yang beragam dengan AI menciptakan efek yang tidak bisa dicapai oleh tim manusia saja atau individu dengan AI. Masa depan inovasi ada di tim lintas fungsi yang di-"supercharge" dengan AI.

Memberi akses ke keahlian yang hilang dan menghancurkan sekat

Salah satu keuntungan kerja tim adalah akses ke keahlian yang berbeda-beda. Percobaan ini menemukan bahwa AI bisa melakukan peran ini dengan baik.

MEMBACA  Pasokan Air untuk Properti Pribadi Stephen Schwarzman Dibatasi

Orang yang kerja tanpa AI biasanya buat solusi yang hanya menguntungkan bidangnya sendiri. Tapi orang yang kerja dengan AI menghasilkan solusi yang lebih seimbang, seperti tim lintas fungsi. AI bertindak seperti jembatan, membantu anggota tim mengakses perspektif di luar keahlian mereka.

Sekarang, dengan bantuan AI, bisnis bisa mengubah cara kerja tim lintas fungsi. Daripada berkumpul untuk berkompromi, AI memungkinkan setiap anggota untuk berpikir secara holistik.

Dimensi emosional: AI sebagai partner yang memotivasi

Percobaan ini juga tantang anggapan kita tentang dampak teknologi pada kepuasan kerja. Kolaborasi dengan AI justru meningkatkan emosi positif.

Data menunjukkan orang yang kerja dengan AI mengalami peningkatan 46% dalam emosi positif seperti semangat dan antusiasme, dibandingkan dengan yang kerja sendirian. Tim yang dibantu AI bahkan dapat peningkatan 64%. AI juga mengurangi emosi negatif seperti kecemasan sekitar 23%.

Temuan ini menarik karena menunjukkan AI mengisi peran yang tidak kita duga: sebagai partner yang memberikan dukungan emosional dan motivasi.

Implikasi strategis untuk pemimpin

Temuan ini mengungkap prinsip-prinsip desain organisasi yang harus segera diterapkan perusahaan:

  1. Bayangkan ulang arsitektur inovasi Anda. Gunakan tim lintas fungsi yang dibantu AI sebagai unit inovasi utama.
  2. Ubah dinamika tim lintas fungsi. Berhenti mentolerir disfungsi dalam tim. AI bisa hilangkan titik-titik gesekan ini.
  3. Latih kolaborator AI berbentuk ‘T’. Karyawan butuh keahlian domain yang dalam dan kemampuan untuk "menari" dengan AI di berbagai bidang.
  4. Restrukturisasi ekonomi dan timeline proyek. Jika satu orang dengan AI bisa menyamai output tim tradisional dan bekerja 16% lebih cepat, alokasi sumber daya perlu disesuaikan.
  5. Rancang untuk efek pengganda emosional. Manfaat emosional dari kolaborasi AI menciptakan keuntungan yang berlipat. Investasi besar-besaran dalam 90 hari pertama penerapan AI sangat penting.

    Masa depan kerja kolaboratif

    Kita menyaksikan tahap awal pergeseran fundamental dalam cara kerja pengetahuan dilakukan. AI tidak hanya mengotomatisasi tugas, tapi sekarang juga mampu berpartisipasi dalam proses kolaborasi yang mendorong inovasi.

    Ini tidak berarti kolaborasi manusia menjadi usang. Kita memasuki era di mana unit pemecahan masalah paling kuat akan menjadi ensemble manusia-AI yang menggabungkan yang terbaik dari kedua dunia.

    Perusahaan yang bisa mengatur tim sibernetik ini—di mana AI benar-benar berfungsi sebagai rekan tim—akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan. Masa depan milik mereka yang bisa menguasai seni kolaborasi manusia-mesin.

    François Candelon adalah mitra di perusahaan private equity Seven2 dan executive fellow di D^3 Institute di Harvard.

    Baca kolom Fortune lainnya oleh François Candelon.

MEMBACA  Bagaimana CEO Eventbrite Mempertaruhkan $250 Ribu untuk Startup Lemari Ponsel