Psikolog yang Melatih Trader Harian: Alasan Banyak yang Gagal dan Solusi yang Saya Berikan

Andrew Menaker adalah psikolog yang sekarang melatih day traders di dalam dan luar Wall Street.

Menaker berpikir banyak traders berjuang karena alasan umum, kayak ego yang terlalu besar.
Dia sendiri seorang day trader dan punya beberapa tips buat orang-orang yang mau terjun ke dunia trading.

Ini esai berdasarkan percakapan dengan Andrew Menaker, psikolog dan pelatih trading di San Francisco.

Awalnya, aku gak pernah berencana jadi pelatih psikologi trading. Dulu, aku bahkan gak tahu apa-apa soal pasar modal. Aku cuma ambil satu kelas ekonomi waktu kuliah.

Karirku dimulai di Angkatan Laut AS sebagai konsultan psikologi independen. Aku kerja sama NCIS, FBI, dan Secret Service untuk hal-hal kayak penilaian ancaman dan negosiasi sandera. Awalnya aku merasa seperti penipu, tapi ternyata aku cukup berbakat.

Aku beruntung. Wells Fargo dengar reputasiku dan merekrutku sebagai konsultan psikologi di meja trading mereka. Lagi-lagi, aku merasa gak pantas—gak punya latar belakang finansial, baru lulus S3. Tapi mereka lihat potensi di diriku.

Klien pertamaku adalah trader institusi yang menggerakkan ratusan juta dolar dalam satu klik. Ini pertama kalinya aku terpapar dunia trading.

Setelah beberapa tahun konsultasi di Wall Street, aku mulai trading sendiri. Itu era ’90-an di San Francisco saat dot-com bubble. Saham melonjak, dan aku langsung tertarik. "Ini cocok buatku," pikirku.

Sukses Awal dan Jatuh
Dulu, semua saham naik, jadi terlihat mudah. Akunku dari $25.000 jadi $150.000 dalam 6 bulan, dan aku masuk buku tentang kesuksesan trading. Sekarang, aku masih trading sambil menjalankan praktik pelatihanku.

Aku kerja dengan berbagai trader—dari Wall Street, prop traders, sampai retail traders yang pengen jadi full-time.

MEMBACA  Hukuman lebih merugikan Uni Eropa daripada Vladimir Putin, kata politisi senior Jerman

Masalah Umum Trader
Biasanya, mereka datang dengan keluhan:

  • "Aku gak bisa ikut rencanaku sendiri."
  • "Susah nerima kerugian."
  • "Overtrading."

    Banyak yang gak sadar kalau trading dipengaruhi seluruh hidup mereka—tidur, emosi, pengalaman. Aku bantu mereka paham itu. Aku sebut "trading pasar dalam diri."

    Ego Terlalu Besar
    Waktu masuk buku tentang trader sukses, egoku melambung. Tapi tak lama, performa tradingku anjlok. Aku sebut ini recognition trap—ketenaran bisa merusak kinerja.

    Terlalu Agresif atau Terlalu Hati-Hati
    70-80% klien retail trader terlalu berani ambil risiko. Mereka impulsive dan revenge trading saat rugi.
    Di sisi lain, ada yang terlalu takut—khususnya trader dengan latar belakang teknik. Mereka nunggu kondisi sempurna yang gak pernah datang.

    Tips dari Menaker

    1. Jurnal Emosi: Tulis perasaanmu saat trading. Apa yang kamu rasakan? Kenapa?
    2. Kendalikan Saraf: Saat stres, tarik napas panjang atau pakai monitor detak jantung.
    3. Jaga Kesehatan: Kurang tidur? Hati-hati trading. Ada korelasi antara kurang tidur dan trading ceroboh.

      Kamu day trader dan mau berbagi cerita? Hubungi reporter ini di [email protected].

      Baca artikel aslinya di Business Insider.