Produsen Sepatu Bola Jepang Beralih dari Kulit Kanguru

Buka Editor’s Digest Gratis

Roula Khalaf, Editor FT, memilih cerita favoritnya di newsletter mingguan ini.

Asics dan Mizuno bakal berhenti pakai kulit kanguru di sepatu bola mereka. Ini terjadi setelah industri perlengkapan olahraga terakhir yang masih bertahan meninggalkan bahan yang disukai bintang elit seperti Pelé, Diego Maradona, dan David Beckham.

Keputusan dua produsen sepatu olahraga terbesar Jepang ini datang setelah puluhan tahun kampanye aktivis. Mereka bilang kombinasi unik dari ringan, tahan lama, kuat, dan kontrol bola yang luar biasa dari kulit kanguru didapat dengan harga kekejaman terhadap hewan.

Produsen lain seperti Nike, Puma, dan Diadora sudah berhenti pakai bahan ini. Adidas bilang ke investor bulan Mei bahwa mereka udah berhenti beli kulit kanguru baru dan akan hentikan produksi tahun ini.

Perusahaan Jepang lebih berhati-hati. Tapi Asics bilang ke Financial Times bahwa mereka rencananya bakal berhenti produksi produk kulit kanguru akhir 2025.

Kelompok hak hewan minta larangan eksploitasi kanguru karena khawatir soal penderitaan hewan yang terluka dan cara pemburu menangani anak kanguru.

Asics bilang dorongan mereka bukan tekanan dari aktivis, tapi keinginan buat produk "lebih tinggi performa". Tapi mereka masih pasang iklan sepatu kulit kanguru sebagai yang terbaik, dengan tulisan di situsnya: "Kalau merasa bola di kaki penting buatmu, nggak ada yang lebih baik dari kulit, terutama kulit kanguru di bagian atas sepatu bola."

Mizuno bilang ke FT bahwa mereka rencananya bakal berhenti pakai kulit kanguru, tapi nggak kasih jadwal pasti. Mereka bilang dapet "beberapa penolakan" soal pemakaian kulit Australia dan akan "pilih bahan berdasarkan berbagai nilai, termasuk ramah lingkungan dan fungsionalitas."

MEMBACA  Portugia vs. Republik Irlandia: Saksikan Siaran Langsung Kualifikasi Piala Dunia 2026 dari Mana Saja

Kanguru diburu secara komersial, juga oleh petani dan pemburu rekreasi di Australia. Sekitar 1,5 juta makropod—termasuk kanguru, walaroo, dan walabi—diburu tahun lalu, dengan industri ini menghasilkan sekitar $129 juta dan mempekerjakan 3.000 orang, menurut Australian Wild Game Industry Council.

Daging, kulit, bahkan skrotum kanguru dijual di bandara dan toko turis.

Neal Finch, biologis dan eksekutif di dewan itu, bilang langkah industri sepatu nggak bakal pengaruhi jumlah kanguru yang ditembak tiap tahun, karena kulit cuma produk sampingan dari industri daging dan makanan hewan.

"Mereka udah menurunkan nilai dan menjadikan kulit terbaik di dunia—kulit asli Australia—sebagai sesuatu yang buruk, dan menggantinya dengan plastik," katanya tentang tekanan aktivis ke perusahaan.

Mike Redwood, penyamak kulit pensiunan di Inggris, bilang dia berhenti pakai kulit kanguru awal karier karena khawatir lingkungan, tapi balik lagi setelah tahu lebih banyak soal pengelolaan industri ini.

"Penangkapan di Australia perlu dan umumnya dipikir matang; memanfaatkan kulit dan dagingnya tepat dalam kasus ini," katanya.