Produsen Mobil China Gunakan Trik untuk Meningkatkan Penjualan, dan Beijing Sudah Muak

Peringatan Beijing soal Diskon Mobil Baru di Pasar Bekas: Contoh "Involution" Terbaru

Beijing memperingatkan bahwa praktik menjual mobil baru dengan harga diskon besar di pasar mobil bekas adalah contoh terbaru dari "involution"—saat perusahaan-perusahaan saling menjatuhkan diri dalam persaingan tidak sehat.

Partai Komunis China mengingatkan produsen mobil lokal untuk berhenti memakai trik penjualan yang bisa memicu siklus buruk dan merugikan industri.

Pada Selasa, media resmi Partai, People’s Daily, mengkritik praktik menjual mobil baru sebagai mobil bekas dengan diskon "nol kilometer".

"Potongan harga terselubung ini mengacaukan pasar dan jadi contoh nyata ‘involution’ di industri otomotif," tulis harian itu, seperti dikutip Reuters.

Involution (neijuan) adalah istilah populer yang menggambarkan usaha sia-sia seperti tikus berlari di roda. Kini, ini juga merujuk pada ketidakpuasan Beijing melihat perusahaan lokal melemahkan diri sendiri dengan bersaing secara tidak sehat.

"Jika aturan persaingan pasar ditegakkan, mobil bekas ‘nol kilometer’ tidak akan bertahan lama," lanjutnya.

Produsen Mobil Ajari Konsumen Nunggu Diskon

Praktik menjual mobil baru dengan harga diskon bukan hal baru di China. Industri ini punya kebiasaan pre-registrations, di mana dealer menawarkan mobil dengan kilometer sangat rendah untuk memenuhi target penjualan.

Tapi China membawa praktik ini ke level ekstrem, menghilangkan batasan kilometer palsu di tengah perang harga yang sudah berjalan tiga tahun.

Penyebab utama sekarang adalah BYD, produsen mobil terbesar China, yang terus memotong harga dengan drastis. Akhir Mei lalu, BYD memotong harga mobil termurahnya, Seagull EV, dari $10.000 jadi $7.800.

Jika konsumen terbiasa menunggu diskon, ini bisa jadi lingkaran setan—pembeli menunda beli, dan produsen semakin sulit berhenti beri potongan harga.

MEMBACA  Berikut judul yang telah ditulis ulang dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia: "Tracker Bluetooth untuk Pengguna Android yang Lebih Bagus dari AirTags (dan Lebih Murah)"

Kapasitas Produksi China Dua Kali Lebih Besar dari Permintaan

Perang harga terjadi karena overinvestasi di industri otomotif. Perusahaan seperti BYD dan Geely bersaing dengan pendatang baru seperti Xiaomi dan rival milik negara seperti FAW, Dongfeng, SAIC, dan GAC.

Dengan semua pemain ini, China punya kapasitas produksi 50 juta mobil per tahun—dua kali lipat dari jumlah yang bisa terjual di dalam negeri. Biaya produksi berlebihan ini memaksa produsen meningkatkan penjualan dengan harga berapa pun.

Tahun lalu, konsultan Alix Partners memprediksi hanya 1 dari 7 merek mobil listrik China yang akan untung di akhir dekade ini.

Artikel ini pertama kali tayang di Fortune.com.