Produk Perusahaan Menyatakan AS Akan Tolak Ekspor Tiga Muatan Etana ke China

Oleh Arathy Somasekhar dan Georgina McCartney

HOUSTON (Reuters) – Enterprise Products Partners bilang pada Rabu bahwa mereka dapat pemberitahuan dari Departemen Perdagangan AS yang mau menolak permintaan mereka untuk ekspor tiga kiriman etana ke China, total sekitar 2,2 juta barel.

AS dan China sedang dalam perang dagang setelah Presiden AS Donald Trump pasang tarif besar-besaran awal April.

Perusahaan pipa dan terminal Enterprise bilang minggu lalu bahwa ekspor etana dan butana mereka bisa terganggu karena Departemen Perdagangan mewajibkan izin untuk ekspor ke China. Perusahaan ini salah satu penangan etana dan butana terbesar di AS lewat terminal pelabuhannya.

Biro Industri dan Keamanan, bagian dari Departemen Perdagangan, kasih tahu Enterprise lewat surat dua minggu lalu bahwa ekspor etana dan butana berisiko untuk penggunaan militer di China, menurut dokumen perusahaan.

Enterprise punya waktu sampai 20 hari untuk memberikan tanggapan atau bantahan atas penolakan BIS. Jika tidak ada kabar lain dari BIS dalam 45 hari setelah pemberitahuan awal, penolakan ini akan tetap.

BIS tidak langsung merespons permintaan komentar.

Minggu lalu, AS perintahkan banyak perusahaan untuk berhenti kirim barang, termasuk etana dan butana, ke China tanpa izin dan cabut izin yang sudah diberikan ke beberapa pemasok.

Etana dan butana, cairan dari gas alam, dipakai untuk bikin plastik, bahan kimia, juga untuk pemanas dan memasak.

Perusahaan petrokimia China pakai etana sebagai bahan baku karena lebih murah daripada nafta, sementara produsen minyak dan gas AS butuh China beli cairan gas alam mereka karena pasokan lokal lebih banyak dari permintaan.

(Laporan oleh Arathy Somasekhar dan Georgina McCartney di Houston; Disunting oleh Nia Williams)

MEMBACA  Tiga Tewas dan Sejumlah Luka Usai Penembakan di Bar Tepi Pantai AS