Presiden Rusia Vladimir Putin bilang Rusia perlu “mencekik” perusahaan teknologi Barat yang masih beroperasi di negaranya. Komentar ini muncul setelah rapat di Kremlin hari Senin, di mana seorang pengusaha mengklaim konsumen Rusia masih pakai produk Microsoft dan Zoom.
Banyak perusahaan Barat keluar dari Rusia setelah invasi penuh ke Ukraina tahun 2022, tapi pengusaha Rusia bilang produk dua perusahaan teknologi Amerika masih dipakai beberapa orang, dan Putin mau mereka pergi.
Waktu rapat dengan pemimpin bisnis di Kremlin, Putin bilang sudah waktunya bersikap keras ke perusahaan Barat yang produknya masih dipakai di Rusia. “Kalian harus cekik mereka. Aku setuju banget,” katanya, menurut Business Insider. “Aku ngomong tanpa malu, karena mereka coba cekik kita. Kita harus balas. Udah.”
Perkataan keras ini muncul setelah pengusaha Rusia Stanislav Yodkovsky, yang punya perusahaan video conference, bilang Zoom sama Microsoft masih dipakai di Rusia. Dia juga bilang perusahaan Barat bikin perusahaan Rusia rugi “miliaran” karena masih operasi di sana. Yodkovsky minta Putin “sedikit batasin kerja layanan yang udah pergi, kayak Zoom dan Microsoft.”
Microsoft mulai pergi dari Rusia tahun 2022 dan terus putus hubungan sama negara itu, termasuk gak perpanjang lisensi software buat konsumen Rusia dan batasin akses ke layanan cloud.
Zoom, di sisi lain, pasang beberapa batasan di 2021, dengan larang perusahaan milik negara pakai produknya. Tapi di 2023, mereka denda 115 juta rubel ($1,43 juta) karena operasi tanpa buka kantor lokal.
Juru bicara Microsoft gak mau kasih komentar ke Fortune. Zoom juga belum jawab permintaan komentar.
Putin bilang di rapat kalau konsumen Rusia harus hilangkan “kebiasaan buruk” pakai produk perusahaan Barat. “Kita kasih kondisi terbaik buat mereka operasi di sini, di pasar kita, tapi mereka coba cekik kita. Kita harus balas, seperti cermin,” tambah Putin.
Putin juga bilang Rusia gak akan “gelar karpet merah” buat perusahaan Barat yang mau balik. Pemerintah bakal buat program buat perusahaan itu, “tapi cuma kalau sesuai dengan kepentingan bisnis kita,” kata RT.
Sekitar 1.000 perusahaan udah bilang akan kurangi operasi di Rusia lebih dari yang disyaratkan sanksi internasional, menurut studi Yale School of Management. Beberapa perusahaan teknologi AS yang udah pergi termasuk Salesforce, HP, dan Dell.
Tapi, beberapa perusahaan AS masih operasi di Rusia tanpa perubahan, kata Yale. Salah satunya platform cloud Cloudflare dan platform monetisasi Patreon.
Cloudflare dan Patreon belum jawab permintaan komentar.
Cerita ini awalnya muncul di Fortune.com