Powell Peringatkan ‘Jalan Masih Panjang’ Sebelum Fed Mungkin Turunkan Suku Bunga

Ketua Federal Reserve Jerome Powell tidak memberikan tanda-tanda jelas pada Rabu bahwa dia akan menuruti permintaan Presiden Donald Trump untuk memotong suku bunga. Ini terjadi meskipun ada perbedaan pendapat di antara anggota dewan pengurus Fed.

Fed mempertahankan suku bunga utama mereka di 4,3% untuk kelima kalinya tahun ini, sesuai ekspetasi. Tapi Powell juga mengatakan butuh waktu berbulan-bulan untuk melihat apakah kebijakan tarif Trump akan menyebabkan kenaikan harga sementara atau berkepanjangan. Hal ini mengurangi kemungkinan pemotongan suku bunga di September, seperti yang diperkirakan beberapa ekonom.

“Prosesnya lebih lama dari yang kami kira,” kata Powell. “Kami belum sepenuhnya paham bagaimana tarif mempengaruhi inflasi dan ekonomi.”

Ada perpecahan di Fed: Christopher Waller dan Michelle Bowman ingin turunkan suku bunga, sementra sembilan anggota lain, termasuk Powell, tidak setuju. Ini pertama kalinya dalam lebih dari 30 tahun dua gubernur Fed di Washington berbeda pendapat.

Keputusan ini bisa memicu konflik antara Fed dan Gedung Putih, karena Trump terus mendesak pemotongan suku bunga. Dia ingin mengendalikan salah satu lembaga federal independen yang tersisa.

Peluang potongan suku bunga di September turun dari 60% menjadi 45% setelah konferensi pers Powell. “Kami belum memutuskan apapun untuk September,” katanya. Dia mengakui, memotong terlalu cepat bisa naikkan inflasi, tapi terlambat bisa bahayakan pasar kerja.

Indeks saham AS yang tadinya naik sedikit, turun setelah komentar Powell. “Pasar berpikir Powell menolak potongan suku bunga September,” kata Lauren Goodwin dari New York Life Investments.

Sebagian besar anggota Fed setuju inflasi masih di atas target 2% dan pasar kerja masih sehat, jadi suku bunga harus tetap tinggi. Data inflasi terbaru akan dirilis Kamis, diperkirakan menunjukkan kenaikan 2,7%.

MEMBACA  Petani Masih Resah dengan Perdagangan, Meski Setelah Pembelian Kedelai AS Terbesar China dalam 2 Tahun

Ekonom Gus Faucher memperkirakan tarif hanya akan naikkan inflasi sementara, dan Fed baru akan potong suku bunga di Desember.

Trump berargumen suku bunga harus diturunkan karena ekonomi AS baik. Tapi Fed biasanya pertahankan suku bunga tinggi jika ekonomi kuat untuk cegah inflasi.

Di hari yang sama, pemerintah laporkan ekonomi tumbuh 3% di kuartal kedua, setelah kontraksi 0,5% di kuartal pertama. Rata-rata pertumbuhan semester pertama tahun ini sekitar 1,2%.

Perbedaan pendapat Waller dan Bowman mungkin terkait persiapan gantikan Powell yang masa jabatannya berakhir 2026. Waller sering disebut sebagai calon ketua Fed berikutnya.

Ekonom Michael Feroli dari JPMorgan Chase mengatakan perbedaan pendapat ini mungkin lebih tentang “audisi” untuk jadi ketua Fed daripada kondisi ekonomi.

Waller ingin turunkan suku bunga karena khawatir perlambatan pertumbuhan dan lapangan kerja, sementara Bowman lebih hati-hati karena inflasi masih di atas 2,5%.

Komite penetapan suku bunga Fed terdiri dari 19 anggota, tapi hanya 12 yang punya hak suara. Di Juni, tujuh anggota ingin pertahankan suku bunga sampai akhir tahun, dua ingin satu kali potong, dan sisanya ingin lebih banyak pemotongan.

Perbedaan pendapat ini mungkin pertanda apa yang akan terjadi setelah Powell lengser, terutama jika Trump angkat pengganti yang mau turunkan suku bunga lebih jauh.

Proyeksi Fed di Juni menunjukkan kemungkinan dua kali pemotongan suku bunga tahun ini. Masih ada tiga rapat kebijakan tersisa: September, Oktober, dan Desember.

Pemotongan suku bunga biasanya turunkan biaya pinjaman untuk KPR, kredit mobil, dan kartu kredit – tapi tidak selalu.

Beberapa ekonom setuju dengan kekhawatiran Waller soal pasar kerja. Di Juni, hanya 74.000 lapangan kerja baru di luar sektor pemerintah, sebagian besar di bidang kesehatan.

MEMBACA  Transaksi Saham Mantan Gubernur Fed Langgar Aturan Etika Bank Sentral

“Perekrutan kerja lebih lambat dari yang orang sadari,” kata Tom Porcelli, ekonom utama PGIM Fixed Income.